Sabtu 25 May 2013 17:55 WIB

BBM Akan Naik, Pengelola Hotel di Bali Sesuaikan Tarif

Salah satu tujuan wisata di Pulau Bali/Ilustrasi
Foto: www,dephut.go.id
Salah satu tujuan wisata di Pulau Bali/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PECATU -- Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi membuat sejumlah pengelola hotel di Bali berencana menyesuaikan tarif.

"Kami mungkin akan melakukan penyesuaian tarif terkait rencana kenaikan harga BBM," kata General Manager New Kuta Hotel, Alexander Dorus di Pecatu, Jumat (24/5) malam.

Penyesuaian harga itu dipengaruhi kemungkinan terjadinya peningkatan harga-harga barang dari suplier ke hotel yang dikelola oleh Lexington tersebut. "Akan tetapi tidak adil jika dampak dari kenaikan harga BBM itu sepenuhnya dibebankan kepada para tamu yang menginap di hotel ini," ucapnya.

Dikatakan Alexander, penyesuaian tarif tersebut tidak akan jauh dari jumlah peningkatan harga BBM. Hal itu guna menjaga kenyamanan para tamu yang menginap di hotel berkapasitas 226 kamar itu.

Saat ini, pihaknya memperbaharui 'brand' hotel di kawasan Pecatu tersebut untuk lebih meningkatkan dan memperbaiki pengelolaan akomodasi pariwisata tersebut sehingga lebih banyak wisatawan yang datang. "Kami sangat menginginkan lebih banyak wisatawan domestik yang menginap di hotel ini karena mereka adalah potensi pasar yang baik, begitu juga warga dari kawasan Asia lainnya," katanya.

Pernyataan senada dituturkan Public Relation Manager Aston Denpasar Hotel and Convention Center, Rike Liwan. Ia mengatakan, ada beberapa tarif paket liburan dari hotel tersebut yang kemungkinan akan disesuaikan, seperti paket Lebaran dan kemerdekaan, guna mengantisipasi rencana kenaikan harga BBM.

"Namun untuk tarif kamar hotel secara keseluruhan belum ada rencana penyesuaian atau kenaikan. Hal itu karena sebelumnya sudah ada kontrak dengan sejumlah agen perjalanan sehingga tidak mungkin dilakukan," ujarnya.

Sementara itu Marketing Communications Officer Grand Istana Rama Hotel Dina Indah mengatakan pihaknya setiap tahun melakukan penyesuaian harga, namun tidak ada kaitannya dengan kebijakan pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement