Kamis 23 May 2013 13:52 WIB

BPBD Sukabumi Pantau 35 Daerah Rawan Kekeringan

Rep: riga nurul iman/ Red: Heri Ruslan
kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memantau 35 kecamatan yang rawan kekeringan. Pasalnya, puluhan kecamatan ini pada 2012 lalu terkena dampak kekeringan.

Data BPBD Kabupaten Sukabumi menyebutkan, ke 35 kecamatan ini tersebar mulai dari selatan hingga utara Sukabumi. Di antaranya Kecamatan Jampang Tengah, Pabuaran, Cidadap, Ciemas, Cicantayan, Cimanggu, dan Caringin.

‘’Sebenarnya semua kecamatan yang berjumlah 47 rawan kekeringan,’’ ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Irwan Fajar, kepada Republika Online, Kamis (23/5).

Namun, pada tahun lalu yang melaporkan adanya dampak kekeringan hanya sebanyak 35 kecamatan.Dampak kekeringan, ujar Irwan, bisa berupa warga kesulitan memperoleh air bersih dan kesulitan pengairan bagi areal pertanian. Sehingga sejumlah masalah ini harus bisa diantisipasi sejak dini.

Dari pantauan BPBD, terang Irwan, meskipun sudah masuk musim kemarau namun warga belum merasakan dampak kekeringan. Hal ini disebabkan masih terjadi hujan yang merata di beberapa kecamatan.

Meskipun demikian, BPBD tetap melakukan sejumlah upaya dalam mengantisipasi terjadinya kekeringan. Misalnya merencanakan rapat koordinasi penanganan ancaman kekeringan yang melibatkan sejumlah instansi terkait.

Pertemuan ini sebelumnya pernah digelar pada tahun sebelumnya. Hasilnya, saat ini sudah ada beberapa alat penampung air yang ditempatkan PDAM di sejumlah titik rawan kekeringan seperti di Kecamatan Purabaya dan Sagaranten.

‘’Selain itu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) menyiapkan bantuan pompa bagi petani,’’ imbuh Irwan. Instansi lainnya seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) pada waktu itu memberikan bantuan bibit pohon.

Lebih lanjut Irwan mengungkapkan, pada Juni mendatang BPBD akan melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan. Upaya ini untuk memastikan keakuratan data agar upaya penanganan bencana kekeringan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Sekretaris BPBD Kabupaten Sukabumi, Tatang menambahkan, kondisi cuaca saat ini belum menentu atau masuk musim pancaroba. Meskipun demikian, BPBD tetap mempersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau.

Setiap tahunnya, dampak paling besar akibat kekeringan terasa pada bidang pertanian. Data DPTP Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pada 2012 lalu jumlah luasan yang kekeringan mencapai sebanyak 7 ribu hektare. Sebanyak 2.499 hektare di antaranya mengalami gagal panen (puso). Jumlah kerugian yang dialami petani mencapai ratusan miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement