REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahfud MD mengatakan, banyak hal yang ditinggalkan tokoh senior Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Agus Salim Sitompul. Misalnya, semangat dan totalitas Agus dalam mengembangkan HMI yang tak tertandingi.
"Beliau sangat total sekali perjuangannya sejak 1970. Totalitas dan perjuangannya pantas dikenang dan diteruskan," ujar Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) tersebut saat dihubungi Republika, Sabtu (18/5).
Mahfud menceritakan, saat ia bergabung dengan HMI, Agus merupakan salah seorang tokoh senior di Yogyakarta yang sangat disegani. Agus kemudian menjadi instruktur dan pembina Mahfud di HMI Yogyakarta.
Selama belajar dari Agus, Mahfud melihat sosok Agus sebagai seorang pejuang yang tak pernah lelah menyampaikan pelatihan bagi junior di HMI. Dari sosok Agus pula lah Mahfud belajar bagaimana kaderisasi dalam sebuah organisasi kemahasiswaan dilakukan dengan benar.
Mantan ketua Mahkamah Konsitutusi (MK) itu juga menceritakan mengenai sebuah momen yang tak bisa ia lupakan dari sosok Agus. Yaitu saat perjuangan pengulingan rezim orde baru berlangsung pada 1998. Ketika itu, Agus bergandengan dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Padahal, sebelumnya kerap berseberangan.
"Secara pribadi itu sangat berkesan bagi saya, HMI dan PMII berjuang bersama-sama," ungkapnya.
Agus Salim Sitompul menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, Sabtu (18/5) siang. Guru besar di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu semasa hidupnya dijuluki sebagai sejarawan HMI.