Jumat 17 May 2013 07:28 WIB

'Korupsi Harus Diberantas Hingga Nol Persen'

Rep: Mursalin Yasland/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Sejumlah aktivis mahasiswa melakukan aksi damai memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (10/12).(Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah aktivis mahasiswa melakukan aksi damai memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (10/12).(Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Mantan pimpinan KPK Bibit Samad Rianto mengatakan, upaya pemberantasan korupsi di Indonesia mengalami kemajuan, meski indeks persepsi korupsi naiknya hanya sedikit.

"Seperti yang dikatakan Pak Denny (wamenkum HAM), dari 3,0 naik satu, sudah ada kemajuan, meski naiknya sedikit," kata Bibit Samad Rianto menjawab Republika seusai gelar Semangat PNPM Mandiri antikorupsi dan toleransi nol terhadap korupsi di Tabek Indah, Lampung, Kamis (16/5).

Menurut dia, semangat dan gerakan antikorupsi di Indonesia tidak akan berhenti hingga mencapai nol korupsi. Upaya yang dilakukan pihak berwenang sudah menunjukkan bukti kuat bahwa upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air ada kemajuan.

Pada kesempatan yang sama, Wamenkum HAM, Denny Indrajaya mengatakan, upaya antikorupsi di Indonesia terus gencar dilakukan setelah hadirnya beberapa undang undang semangat antikorupsi.

"Kalau dulu pejabat publik gubernur, bupati/wali kota, pimpinan partai, anggota dewan untouchable, sekarang touchable. Ini ada kemajuan dalam pemberantasan korupsi," kata Denny menjawab pertanyaan peserta diskusi PNPM antikorupsi.

Febri Diansyah, aktivis antikorupsi ICW, berpandangan penangkapan koruptor dan penyitaan aset koruptor, bukan menjadi indikator bahwa pemberantasan korupsi sudah lebih baik.

"Yang terpenting, pelayanan publik yang diberikan pemerintah tidak ada lagi sistem atau peluang untuk korupsi dan memberatkan rakyat untuk mengeluarkan biaya yang tidak jelas," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement