REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sebanyak 1.800 rumah di dua desa di Kecamatan Legon Kulon, terancam rusak. Sebab, rumah warga tersebut sering tergenang banjir rob.
Mengingat, bibir pantai yang melintasi kedua desa tersebut kondisinya rusak parah akibat abrasi. Sehingga, ketika air laut pasang, air tersebut langsung menggenangi rumah warga.
"Terakhir kali, rumah tergenang rob pada akhir April. Ketinggian airnya mencapai 1,2 meter," ujar Komarudin, staff kasi kesos Kecamatan Legon Kulon, kepada Republika, Rabu (15/5).
Komarudin menyebutkan, 1.800 rumah yang sering terendam rob itu, berada di Desa Legon Wetan, sebanyak 1.200 rumah. Kemudian, 600 rumah berada di Desa Mayangan. Memang, kedua desa itu posisinya sangat berdekatan dengan pantai.
Air rob itu, ia melanjutkan, masuk melalui bibir Pantai Putri yang rusak akibat abrasi. Pantai yang abrasi itu, panjangnya mencapai 1,2 kilometer. Banjir tersebut, diperparah lagi dengan jebolnya tanggul di sekitaran area tambak yang ada di dua desa itu.
Dia menjelaskan, sebenarnya perumahan warga itu tidak berhadapan langsung dengan pantai. Melainkan, ada penghalang yakni area tambak. Namun, sudah lama tambak tersebut tidak produktif. Sebab, tanggulnya yang juga sebagai jalan alternatif ini sudah lama jebol.
Sehingga ketika air laut pasang, air itu masuk ke daratan kemudian menyebar ke area tambak. Selanjutnya, menggenangi pemukiman. Kondisi ini, sudah lama berlangsung. Bahkan, dalam setahun rumah warga di kedua desa itu lebih dari lima kali tergenang rob.
Pihaknya telah mengusulkan supaya ada perbaikan pantai. Begitu pula dengan tanggul tambak itu, inginnya diperbaiki secara permanen. Untuk tanggul, sudah diusulkan ke pihak balai besar wilayah sungai (BBWS). Namun, sampai saat ini belum ada realisasi perbaikannya.
"Padahal, perbaikan ini sifatnya sangat urgen. Kami juga ingin, perbaikannya secara permanen," katanya menjelaskan.