REPUBLIKA.CO.ID JEMBER--Pengamat menilai pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sarat muatan politis dan tidak solutif. Walaupun dana yang digelontorkan cukup besar, keuntungan yang didapat hanya bersifat sementara.
Rakyat terbantu hanya selama 4 hingga lima bulan saat bantuan tersebut ada. "Cara ini seperti tambah sulam, jangan dipakai. Serta jangan pancing ikan di air keruh," ujar Pengamat Ekonomi Energi dari Indonesia Center for Green Economy, Darmawan Prasodjo, Kamis (9/5).
Bantuan tunai menurutnya lazim digunakan di banyak negara menjelang pemilu. Keuntungan politis yang didapatkan dengan cara ini dikatakan sangat besar. Pemerintah butuh solusi permanen yang bisa diandalkan untuk membantu rakyat mendapatkan BBM murah.
Salah satu energi yang dipandang pro rakyat yaitu penggunaan ethanol sebagai bahan bakar. Penggunaan ethanol dapat menghemat sekitar Rp 40 triliun dari subsidi.
Penghematan ini bisa dialihkan untuk membangun kapitalisasi BUMN khusus untuk ethanol. "Dengan kapitalisasi, bisnis ethanol akan bergerak cepat, likuid," ujar pengamat yang juga politikus PDIP ini.