Kamis 09 May 2013 05:13 WIB

Ketiga Jenazah Terduga Teroris Diperiksa Primer

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Endah Hapsari
 Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KRAMAT JATI -- Ketiga jenazah terduga teroris yang berhasil dilumpuhkan Detasemen Khusus (Densus) 88 saat ini masih dilakukan pemeriksaan primer. Ketiga jenazah terduga teroris tersebut yakni Budi Syarif alias Angga, Sarane dan Jonet, tengah diperiksa untuk mengetahui identitasnya di Kompartemen Kedokteran Kepolisian Rumah Sakit Pusat Polisi Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur

 

Dari informasi yang diberikan Kabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian (YanDokpol) RS Sukanto Komisaris Besar Polisi dr Mas Ibnu Hadjar, Sabtu (9/5), mengungkapkan, pemeriksaan identitas korban terduga teroris ini masih berupa pemeriksaan primer. Pemeriksaan primer ini sendiri meliputi rekam gigi, data record, dan sidik jari. 

Dia mengatakan, setelah tahapan pemeriksaan primer ini rampung, kemudian akan dilanjutkan untuk pemeriksaan Deooxyribose Nucleic Acid (DNA). Mengenai berapa lama yang dibutuhkan untuk dapat mengetahui hasil DNA ini, dia menambahkan, paling lambat dua minggu untuk fase pemeriksaan DNA ini.

"Meskipun nanti ada keluarga yang mengaku kerabat dari salah satu jenazah terduga teroris ini, pemeriksaan akan tetap berjalan," ungkap Ibnu. Dia menegaskan, tidak akan memercayai siapa pun yang mengaku kerabat korban, hingga hasil akhir pemeriksaan DNA telah didapatkan.

Pria berkacamata ini menuturkan, beriringan dengan pemeriksaan DNA, pihak DokPol akan memeriksa data property milik ketiga jenazah terduga teroris ini. "Pemeriksaan data kepemilikan ini berupa jam tangan, sidik jari, dan cincin yang dimiliki jenazah terduga teroris," tutur Ibnu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement