Senin 06 May 2013 21:44 WIB

Tolak Pemadaman Bergilir, Warga Sukabumi Geruduk Kantor PLN

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Instalasi Listrik PLN
Foto: Antara
Instalasi Listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Puluhan mahasiswa dan warga yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sukabumi mendemo Kantor PT PLN Sukabumi, Senin (6/5) siang. Mereka memprotes seringnya pemadaman listrik yang dilakukan PLN.

Massa datang sekitar pukul 13.00 Wib siang. Mereka membawa sejumlah spanduk yang berisi tuntutan agar PLN memperbaiki layanan kepada masyarakat. Dalam aksinya, massa sempat membakar ban di depan Kantor PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ). Selain itu massa yang dikawal puluhan aparat kepolisian ini juga menurunkan bendera merah putih.

"Banyak warga yang menjadi korban pemadaman listrik mendadak yang dilakukan PLN,’’ ujar Koordinator Lapangan AMMS, Jabbarudin Wuquf, dalam orasinya.

Menurut Jabbar, kebijakan pemadaman listrik ini dilakukan tanpa memberikan informasi lebih dahulu kepada masyarakat. Padahal, hal tersebut harus disosialisasikan kepada warga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal, ujar Jabbar, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan menyebutkan sejumlah hak konsumen.

Di antaranya mendapatkan pelayanan yang baik dan mendapatkan listrik yang terus menerus dengan mutu dan keandalan yang baik.Di samping itu, ujar Jabbar, konsumen mempunyai hak mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan atau kelalaian pemegang usaha penyedia listrik.

Selain mengeluhkan pemadaman listrik, kata Jabbar, warga juga menolak adanya diskriminasi pelayanan yang diberikan pemimpin PLN. Hal ini terkait dengan perbedaan pelayanan yang diberikan kepada warga biasa dengan warga yang tingkat sosialnya lebih tinggi.

Oleh karena itu Jabbar mengungkapkan, masyarakat mendesak PLN Sukabumi untuk meningkatkan pelayanan yang optimal. Bila tuntutuan diabaikan, maka massa akan mengancam kembali melakukan unjuk rasa menuntut hal yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement