Rabu 19 Sep 2018 23:26 WIB

Defisit Daya, Pemadaman Listrik Bergilir Terjadi di Lampung

Pemadaman listrik bergilir terjadi sepekan bisa dua sampai tiga kali.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Listrik Padam (ilustrasi)
Foto: Antara/Basri Marzuki
Listrik Padam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pasokan daya listrik dari pembangkit di wilayah Lampung berkurang setelah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang dan Tarahan rusak. Lampung mengalami defisit sebesar 172,01 megawatt (MW), sehingga berdampak pada pemadaman listrik bergilir di wilayah Lampung.

 

Sejumlah permukiman penduduk di Kota Bandar Lampung mengalami pemadaman menjelang waktu Maghrib selama tiga jam lebih pada Selasa (18/9) malam. Pemadaman terjadi pada beban puncak yakni sekitar pukul 18.00 sampai 20.30 WIB. Warga terpaksa menyiapkan lilin, lampu emergensi, dan mesin generator untuk menerangi rumah dan kantor.

 

“Kalau sudah mati lampu seperti sekarang, semua kegiatan terpaksa berhenti menunggu sampai listrik menyala lagi,” kata Yansyah, salah seorang pimpinan perusahaan yang kegiatan usahanya membutuhkan daya listrik, Rabu (19/9).

 

Menurut dia, pemadaman listrik bergilir terjadi sepekan bisa dua sampai tiga kali. Kondisi tersebut sangat merugikan konsumen, karena untuk kegiatan usaha yang memakai peralatan listrik harus menggunakan daya listrik. ”Listrik mati karyawan menganggur,” ujarnya.

 

Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN Distribusi Lampung Hendri AH membenarkan bahwa pasokan daya dari pembangkit di Lampung berkurang. Setelah PLTU Sebalang terbakar dan ditambah PLTU Unit 4 Tarahan rusak karena turbinnya bocor, pembangkit hanya mampu memasok daya 547,3 MW.

 

PLN mendapat pasokan daya dari jaringan Sumbagsel sebesar 280 MW. Sedangkan kebutuhan daya untuk menerangi wilayah Lampung sebesar 999,31 MW. “Sehingga pada beban puncak Lampung defisit daya 172,01 MW,” kata Hendri.

 

Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengatakan terpaksa melakukan pemadaman bergilir yang terjadi di semua wilayah Lampung. PLN meminta maaf atas pemadaman listrik secara bergilir tersebut, dan meminta pelanggan untuk melihat daerah dan wilayah pemadaman bergilir di situs dan media sosial PLN.

 

Sedangkan PLTU yang rusak, PT PLN Distribusi Lampung mempercepat perbaikan turbin bocor di PLTU Unit 4 Tarahan, yang rusak pada Ahad malam lalu. Menurut Hendri, dari PLTU Tarahan mengalami kekurangan pasokan daya sebesar 109 MW.

 

Perbaikan turbin yang bocor di PLTU Unit 4 Tarahan membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Menurut dia, kebocoran tube di boiler tersebut harus diganti baru. Proses penggantian tersebut mengharuskan PLTU Tarahan mengistirahatkan pembangkitnya. “Harus pendinginan atau menonaktifkan pembangkit,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement