Rabu 01 May 2013 21:26 WIB

Hubungan Serikat Pekerja dan Perusahaan yang Ideal Versi SBY

Rep: Esthi Maharani / Red: Citra Listya Rini
Aksi demonstrasi serikat pekerja di Cikarang (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Aksi demonstrasi serikat pekerja di Cikarang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hubungan serikat pekerja dan perusahaan diibaratkan seperti posisi berdiri di dua kaki. Maksudnya?

Perusahaan yang dikelola dengan baik, dipimpin dan direncanakan dengan baik, maka separuh dari sukses. Kemudian karyawan yang para pekerjanya bekerja dengan baik, efisien, disiplin dan produktif itu satu kaki lagi.

Hal tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di hadapan para pekerja PT Unilever Indonesia Tbk di Surabaya, Rabu (1/5). Peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini dirayakan bersama para pekerja di PT Maspion Grup dan PT Unilever Indonesia Tbk. 

Dalam kunjungan ke PT Unilever Indonesia Tbk, SBY menegaskan serikat pekerja dan perusahaan saling melengkapi. "Jika keduanya berdiri, ketika berlari akan kokoh. Kalau satu kaki tidak kokoh, tidak kuat. Sesederhana itu," katanya. 

SBY berharap di Indonesia bisa terjalin hubungan industria yang baik dan tulus. Kalaupun ada permasalahan, ada cara untuk mencari solusi bersama. Namun, ia menyadari banyak agenda bersama antara dunia usaha dan dunia pekerja yang harus diselesaikan. 

Sebut saja, sistem jaminan social, upah, outsourcing, kesejahteraan nonupah, bagaimana menjaga produktivitas hingga semangat kerja. 

"Dengan duduk bersama akan dapat dicarikan solusinya. Mungkin belum ideal. Tapi, terbuka peluang barangkali kita bisa memilih solusi yang lebih baik dan lebih ideal," ujar SBY. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement