REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kepolisian Resort (Polres) Bandung menyiapkan 300 personel untuk mengantisipasi peringatan May Day atau Hari Buruh 1 Mei. Polres Bandung juga menyiapkan lima pos terpadu untuk menjaga keamanan.
Kepala Bagian Operasi Polres Bandung, Kompol Sharly Sollu mengatakan kepolisian juga dibantu aparat TNI sebanyak 100 personel dan 50 orang dari Satuan Polisi Pramong Praja (satpol pp) termasuk dari Dinas Perhubungan (dishub).
Sementara pos terpadu keamanan disiapkan di titik-titik rawan Kabupaten Bandung di antaranya Cileunyi, Majalaya, Kopo, dan Buah Batu. "Fokus akan kita pantau di daerah Majalaya karena massa banyak yang berkumpul di sana," ujarnya, Selasa (30/4).
Pihaknya mengimbau agar buruh tidak melakukan aksi anarkis saat peringatan May Day. Oleh sebab itu, Polres Bandung telah menyosialisasikan dan menyarankan agar para buruh melakukan kegiatan sosial.
Menurutnya, para buruh yang berada di Majalaya berencana melakukan aksi sosial. Sementara ia mengaku akan menindak tegas bagi buruh yang melakukan tindakan anarkis. Pemeriksaan senjata tajam juga akan dilakukan terhadap bus yang mengangkut buruh.
Selain aksi 1 Mei, buruh yang ada di wilayah Kabupaten Bandung akan melakukan upacara peringatan di Lapangan Upakarti melibatkan 2.500 orang.
Ketua Serikat Pekerja Nasional Kabupaten Bandung Ristadi mengatakan aksi May Day akan berkonsentrasi di Ibu Kota yaitu kawasan Monumen Nasional (monas), Bundaran Hotel Indonesia, dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "SPN tidak mengadakan di Kabupaten Bandung," kata dia.
Sebagai gantinya, di kabupaten akan difokuskan terhadap aksi sosial seperti donor darah di Polres Bandung dan aksi menanam pohon di Majalaya dan Ciwidey. Sementara itu, jumlah anggota SPN yang dikirim ke pusat sebanyak 750 buruh atau 15 bus. Jumlah total dari Jawa Barat sebanyak 10 ribu orang yang akan turun ke Jakarta.
Dia mengatakan tuntutan buruh masih sama yaitu menolak BPJSN, intervensi asing dalam undang-undang ketenagakerjaan, penangguhan upah minimum yang tidak sesuai prosedur, dan kenaikan BBM. Selain itu, menurutnya isu klasik menuntut hukum ketenagakerjaan.
Menanggapi 1 Mei diliburkan, dia menilai seharusnya hal tersebut sudah dilakukan pemerintah dari dulu. Namun, pihaknya mengaku baru memperingati dalam lima tahun terakhir. Ia juga mengatakan belum semua diliburkan dan belum nasional. "Sentra industri diliburkan dengan pertimbangan keamanan," kata dia.
Menurutnya, buruh di Kabupaten Bandung juga tidak diliburkan sehingga tetap bekerja biasa. Sementara itu, dalam aksinya, buruh dari luar Jabodetabek menggunakan roda empat dan yang di Jabodetabek, Jakarta khususnya menggunakan roda dua.