Selasa 30 Apr 2013 14:44 WIB

May Day, 5.000 Buruh Ingin Temui Presiden SBY

Rep: Nurhamidah/ Red: Citra Listya Rini
Hari Buruh Sedunia (May Day) di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Hari Buruh Sedunia (May Day) di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ribuan buruh yang jumlahnya diperkirakan sekitar 5.000 orang lebih berharap dapat bertemu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Para buruh berencana mengepung dan memboikot Bandara Soekarno Hatta pada peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) yang jatuh besok, Rabu (1/5).

Koordinator Aksi dari Gerakan Rakyat Anti Kapitalisme (GERAK) dan Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU), Koswara mengatakan ada sekitar 13 tuntutan yang diajukan. Menurutnya, semua jenis tuntutan tersebut tidak hanya mengenai buruh tetapi permasalahan rakyat lainnya. Momentum May Day diakuinya sebagai waktu yang tepat untuk menyuarakan aspirasi lainnya.

"Tuntutan rakyat harus dijalankan dan dipenuhi sebab penindasan buruh masih terjadi dimana-mana," kata Koswara saat ditemui di Desa Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Selasa (30/4). 

Adapun sejumlah tuntutan tersebut adalah menolak sistem kerja kontrak (outsourching) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan mewujudkan kepastian kerja. Selain itu, menolak pemberangusan serikat dan kriminalisasi perburuhan dengan mewujudkan kebebasan berserikat.

Termasuk menolak upah murah dengan mewujudkan upah layak untuk semua, penangguhan upah 2013 (UMK/UMP) dan UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang PPTKIKLN dengan mewujudkan perlindungan sejati buruh migran.

"Jika tuntutan kami tidak ditanggapi maka kami akan terus melakukan aksi. Jangan sampai aksi penutupan tol bisa kembali terulang," ujar Koswara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement