Senin 29 Apr 2013 13:13 WIB

Solar Langka, Nelayan Rugi Rp 5 Miliar

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Solar habis
Foto: antara
Solar habis

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kelangkaan solar yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir, membuat ribuan nelayan di Kabupaten Indramayu tak dapat melaut. Akibatnya, mereka mengalami kerugian hingga mencapai Rp 5 miliar dalam sebulan terakhir.

 

‘’Mereka itu gabungan nelayan tradisional maupun nelayan besar,’’ ujar Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat, Ono Surono, kepada ROL, Senin (29/4).

 

Ono menyebutkan, para nelayan itu selama ini mendapatkan solar dari SPBN maupun SPBU. Namun, sejak beberapa pekan terakhir, solar di SPBU mengalami kelangkaan. Akibatnya, nelayan jadi tidak bisa melaut.

 

Menurut Ono, kondisi itu sangat merugikan nelayan. Pasalnya, melaut merupakan sumber penghasilan utama bagi nelayan dan keluarganya.

 

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Ono beharap agar pemerintah menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) nelayan melalui SPDN/SPBN. Dengan demikian, nelayan tak perlu kesulitan mencari BBM ke SPBU. ‘’Jadi nelayan tak perlu bergantung pada SPBU,’’ tegas Ono.

 

Seorang nelayan di Desa Karangsong, Suryana, mengaku sangat kesal dengan kelangkaan solar di sejumlah SPBU. Dia mengaku terpaksa harus berkeliling ke berbagai SPBU untuk mencari solar. ‘’Tapi SPBU-SPBU itu memasang papan pengumuman ‘solar habis’,’’ tutur Suryana.

 

Suryana mengatakan, kondisi itu membuatnya terpaksa tidak melaut. Dia pun berharap agar pemerintah dapat segera mengatasi kelangkaan solar. ‘’Kalau terus-terusan tidak melaut, bagaimana saya mau ngasih makan anak dan istri,’’ keluh ayah tiga anak tersebut.

 

Selain di Kabupaten Indramayu, kesulitan mendapatkan solar juga dialami para nelayan di Kabupaten Cirebon. Mereka pun tidak bisa melaut setiap hari. Untuk bisa mendapatkan solar, mereka harus mencari ke berbagai SPBU. Jikapun ada SPBU yang menyediakan solar, mereka harus mengantri untuk mendapatkannya.

 

Salah seorang pengelola SPBU Desa Kertasura Kecamatan Suranenggala, Nastiman, menyatakan, para nelayan sudah datang mengantri dengan membawa jeriken sejak pagi hari. Untuk menghindari keributan, dia terpaksa memberi nomor antrian pada ratusan jeriken milik nelayan. ‘’Saya juga terpaksa membatasi pembelian solar supaya semuanya bisa kebagian,’’ tutur Nastiman.

 

Seorang nelayan, Darman, mengatakan sudah berhari-hari mencari solar. Dia pun mengaku sudah tidak melaut sejak seminggu yang lalu. Dia menyebutkan  setidaknya membutuhkan solar sebanyak 100 liter untuk melaut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement