Rabu 24 Apr 2013 21:33 WIB

Bencana Banjir dan Longsor Masih Mengancam Hingga Mei

Rep: Fenny Melisa/ Red: Citra Listya Rini
Bencana banjir (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bencana banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bencana banjir dan longsor masih berpotensi terjadi hingga pertengahan Mei 2013.

"Adanya anomali suhu muka air laut yang menghangat di perairan Indonesia menyebabkan pasokan uap air melimpah sehingga curah hujan berintensitas tinggi terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya banjir, longsor, dan puting beliung masih akan terjadi hingga pertengahan Mei," kata Sutopo di Jakarta, Rabu (24/4).

Sutopo mengungkapkan selama tahun 2013 data sementara kejadian bencana terdapat 356 bencana dengan dampak dari bencana 297 orang meninggal, 412.391 jiwa mengungsi, 27.762 rumah rusak dan ratusan fasilitas umum yang rusak.

 

Dari total kejadian tersebut, 128 diantaranya merupakan bencana puting beliung yang menelan korban  91 orang meninggal, 1.667 mengungsi, 9.912 rumah rusak, 122 bencana banjir yang menyebabkan 93 orang meninggal 355.248 mengungsi, dan 17.920 rumah rusak; dan 84 bencana longsor dengan 128 orang meninggal, 42.762 jiwa mengungsi, dan 685 rumah rusak.

 

Menurut Sutopo, ancaman bencana hidrometerologi yaitu terkait dengan cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung, gelombang pasang dan kekeringan diperkirakan akan makin meningkat. Salah satu penyebabnya yakni perubahan iklim global yang berpengaruh pada berubahnya watak hujan dan cuaca.

"Ada 124 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di daerah bahaya longsor dan ada 61 juta jiwa penduduk hidup di daerah bahaya banjir," ujarnya.

 

Sutopo menambahkan bencana bukan hanya sebuah fenomena alam. Bencana tidak dapat direduksi ke sekedar soal alam itu sendiri, kesiapan teknologi, atau hal teknis lainnya dan bencana memiliki dampak sosial yang kompleks.

"Ketika sebuah bencana terjadi, tatanan sosial yang normal terganggu. Untuk itu penanggulangan bencana hendaknya menjadi prioritas pembangunan di semua sektor," imbau Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement