REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diminta meyakinkan peserta didik, agar menjunjung tinggi kejujuran dalam menghadapi ujian nasional.
Para guru dihimbau memberi pemahaman pada siswa, berapapun nilai UN hasil dari kejujuran lebih baik daripada nilai tinggi namun diperoleh dari ketidakjujuran. "Bantulah siswa agar mereka tidak tertekan dan tumbuh nilai-nilai karakter baiknya itu," ujar Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Sulistyo, kepada ROL, Rabu (17/4).
Para guru harus menjaga peserta didiknya agar tidak menjadi koban penipuan, baik terhadap adanya bocoran soal maupun kunci jawaban. "Mereka (siswa) harus diyakinkan prestasi baik hanya bisa ditempuh dengan belajar yang baik dan bukan dengan mencari bocoran soal maupun jawaban," kata Sulistyo.
Imbauan tersebut menyusul banyaknya persoalan penyelenggaraan UN saat ini. Seluruh guru anggota PGRI diminta melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan penugasan yang dibebankan kepadanya.
Sulistyo berujar, UN adalah saat tepat untuk membina dan menumbuhkan karakter siswa, terutama kejujuran, sportivitas, tanggung jawab, percaya diri, disiplin dan kerja keras. Karenanya, para guru harus menjaga agar tidak ada kecurangan di sekolah masing-masing.
Ia berharap PGRI menyampaikan perintah harian ini kepada anggotanya di wilayah masing-masing. Pengurus PGRI juga diimbau tetap melakukan pemantauan, membuka posko pengaduan, dan melaporkan hasilnya kepada PB PGRI.