Selasa 09 Apr 2013 02:00 WIB

Penyakit Katarak Masih Hantui Masyarakat Bali

Salah seorang penderita katarak saat mengikuti operasi.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Salah seorang penderita katarak saat mengikuti operasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga mengungkapkan, masalah penyakit mata dan khususnya katarak masih menghantui masyarakat Bali.

"Hingga saat ini sekitar 130.000 masyarakat Bali menderita katarak dan kecenderungannya terus bertambah," kata Puspayoga di sela-sela acara pengobatan mata gratis di Ketewel, Gianyar, Senin (8/4).

Ia mengatakan, setiap tahunnya ada penambahan penderita sekitar 5.000 orang sehingga perlu mendapat perhatian yang serius, agar gangguan pada mata itu dapat diatasi dengan baik.

Kegiatan pengobatan mata gratis tersebut digelar oleh Yayasan untuk Kemanusiaan dengan dukungan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Puspayoga sendiri sejak menjadi Wali kota Denpasar (2000-2005 dan 2005-2008) sudah ikut terlibat dalam upaya penanganan masalah katarak.

Kegiatan yang dihadiri ratusan warga yang sudah antre sejak pagi. Selain menderita katarak juga ada yang mengalami masalah rabun serta masalah lain. Penanganan terhadap warga tergantung masalahnya, ada yang hanya diberi obat, kacamata tetapi ada pula yang harus menjalani operasi.

Salah seorang warga, Sulasmi (30), mengaku sangat gembira dengan pengobatan dan bantuan kacamata. "Saya sudah tiga kali gani kacamata dan yang ketiga ini mendapatkannya secara gratis," ungkapnya. Jika pergi ke dokter dan mengganti kacamata, setidaknya harus mengeluarkan dana hingga Rp 500.000.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement