REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto mengkhawatirkan masyarakat yang bisa saja jenuh dengan demokrasi di Indonesia. Soalnya, kata dia, yang ada saat ini merupakan demokrasi formal.
"Demokrasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Orang bisa menggunakan apa saja untuk mencapai tujuannya. Yang dikhawatirkann, masyarakat kita jenuh dengan demokrasi. Karena demokrasi yang ada saat ini adalah demokrasi formal," kata dia, seperti dilaporkan Antara, Ahad (7/4).
Hal itu disampaikannya saat bersilahturahim akbar dengan tokoh dan masyarakat Jawa Barat di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Kota Bandung, kemarin. Dalam sambutannya itu, Endriartono menyinggung bahwa persoalan demokrasi di Indonesia yang saat ini sudah berubah menjadi sebuah kegiatan formal.
Ia menuturkan, yang dimaksud dengan demokrasi formal adalah proses pilkada di tingkat kabupaten/kota hingga tingkat provinsi dengan ciri biaya politik yang mahal. "Proses demokrasi formal ini diikuti oleh orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri, bukan rakyat," katanya.
Dikatakannya, jika hal tersebut dibiarkan saja maka wajar jika masyarakat sudah 'muak' dengan proses demokrasi yang ada saat ini karena para pemimpin yang dihasilkan dari proses demokrasi formal banyak yang terjerat kasus korupsi. Namun, lanjut dia, demokrasi juga memberikan dampak positif, yaitu keterbukaan yang dirasakan usai reformasi.