REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus dikembangkan dengan dilandasi basis budaya setempat. Dengan begitu, diharapkan menjadi potensi yang dapat 'dijual' kepada wisatawan, kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih.
"Jika dilandasi dengan basis budaya lokal, diyakini pariwisata di daerah ini akan makin diminati wisatawan, dan pariwisata akan berkembang," katanya di Yogyakarta, Ahad (7/4). Menurut dia, pembangunan pariwisata berbasis budaya sudah saatnya dikembangkan sebagai gerakan penyadaran bagi pemangku kepentingan pariwisata.
Untuk itu, mereka harus kembali ke basis awal, bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh melupakan akar budaya masyarakat setempat. Ia mengatakan pariwisata DIY hidup dan berkembang bersama budaya setempat, sehingga wisatawan tertarik mengunjungi daerah ini karena mengagumi produk budaya yang hidup dan dilestarikan oleh masyarakatnya.
"DIY memiliki banyak ragam budaya yang sampai saat ini masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Kekayaan budaya tersebut bahkan menjadi objek wisata yang menarik bagi wisatawan, misalnya tempat bersejarah, adat istiadat, masakan khas, dan kesenian tradisional," kata Widi.
Ia menyayangkan jika para pelaku usaha pariwisata di daerah ini hanya sebatas menjual potensi budaya yang dikemas dalam paket kunjungan wisata. "Padahal, di DIY juga memiliki desa budaya, desa wisata, sentra kerajinan, dan pusat kesenian rakyat," katanya.