Sabtu 06 Apr 2013 19:18 WIB

Sutiyoso Sudah Duga Pelaku Cebongan Adalah Kopassus

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Sutiyoso
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Sutiyoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan wadanjen Kopassus, Sutiyoso Sutiyoso mengaku, sudah menduga kalau pelaku penembakan di Lapas Cebongan merupakan bagian dari Kopassus. Karena pasukan elite seperti Kopassus merupakan satuan kecil yang direkrut secara ketat. Kemudian dilatih secara berat untuk tugas khusus yang dinilai komandan tidak mungkin dilakukan pasukan lain.

Dengan mekanisme kerja seperti itu, prajurit dilatih dalam suasana jiwa korsa yang kuat. "Saat dengar, saya sudah was-was. Kami memang diajari seperti itu, beraksi dalam kelompok kecil, bergerak cepat, menghancurkan cepat, dan pergi cepat," ujar dia di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (6/4).

Namun, ia mencoba memahami atas dasar jiwa korsa. Prajurit Kopassus pasti tidak akan bertindak tanpa alasan yang jelas. Informasi yang tersebar mengenai kematian mantan atasan dan rekan mereka, Sertu Heru Santoso pasti menjadi motif utama. 

Karena pasukan khusus merupakan satuan dengan profesionalisme tinggi. Mendengarkan rekan mereka dianiaya, menurut Sutiyoso pasti semangat korsa akan mendidih. Bagaimana mungkin, satuan khusus dianiya oleh preman dan oknum tertentu.

"Kalau mereka tahu Santoso dibunuh seperti itu di Hugos, pasti akan timbul hasrat membalas," ungkap mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Namun, ia menyayangkan sikap prajurit yang langsung melakukan pembunuhan. Menurutnya, harusnya ada pemikiran terlebih dahulu sebelum aksi itu dilakukan. Meski akhirnya pelaku mengakui perbuatannya. 

Tetapi tentu insiden itu akan mengganggu stabilitas hubungan aparat keamanan. Karenanya, penyelesaian kasus itu melalui pengusutan tuntas motif-motif di belakangnya harus dilakukan. Serta mengadili pelaku seadil-adilnya lewat peradilan militer secara terbuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement