Jumat 05 Apr 2013 20:11 WIB

Polda DIY Belum Berani Simpulkan Kopassus Pelaku Cebongan

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
Sejumlah Polisi bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Foto: Antara
Sejumlah Polisi bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polda DIY mengklaim pernyataan tim investigasi sembilan TNI AD terkait pengungkapan kasus Lembaga Pemasyarakatan (LP) II B, Cebongan, Mlati, Sleman, hanya berdasarkan pengakuan oknum anggota yang diduga pelaku penyerangan. Pasalnya, bukti dan fakta lapangan masih dalam penyelidikan Polri.

Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pujiastuti mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil laboratrium forensik, balistik dan visum. Karena itu, kepolisian belum berani menarik kesimpulan siapa pelaku penyerangan tersebut.

"Tapi, kami akan tetap mengumpulkan berkas pemeriksaan itu guna melengkapi data tim investigasi TNI, bila mereka membutuhkannya," kata Anny pada Republika, Jumat (5/4).

Anny juga membantah bila Polda DIY selama ini terkesan lamban dan dianggap menunggu pernyataan awal dari TNI. Dia mengatakan, untuk mengungkap kasus ini memang dibutuhkan pendalaman dan kehati-hatian.

Dia juga enggan mengomentari pengakuan pelaku kemarin diduga sudah terencana dan hanya skenario belaka. Menurutnya, dalam penyelidikannya polisi tetap berangkat berdasarkan fakta, bukan hanya asumsi. "Hingga sekarang, kami juga belum bisa memastikan, kapan hasil pemeriksaan itu bisa keluar," ujarnya.

Menurut Anny, langkah yang akan diambil Polda DIY terkait statemen ketua tim investigasi sembilan, Brigjen TNI Unggul K yakni, tetap melanjutkan langkah penyelidikan dan penyidikan.

Seperti halnya menunggu hasil visum, balistik dan laboratriun forensik. Kemudian, menyelesaikan berkas berita acara saksi dan olah TKP, baik di Hugo's Cafe maupun LP Cebongan.

"Terungkap ataupun belum terungkap, langkah itu tetap akan kami jalani, hanya saja, setelah ini, kordinasi dengan TNI akan segera diupayakan, karena pembuktian fakta lapangan akan menyusul," kata Anny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement