REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerusuhan yang terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), membuat kepolisan mengambil langkah penangkalan lebih tegas. Kapolda Sulselbar Irjen Mudji Waluyo turun tangan. Menurut Mabes Polri, Mudji turun langsung agar koordinasi penanganan pascakerusuhan dapat lebih terpusat.
“Langkah penegakan hukum memang langsung dilakukan Kapolda yang dua hari ini langsung terjun ke lapangan,” ujar Kepala Biro Penerangan Hubungan Masyarakat Polri, Brigjen Boy Rafli Amar, di Mabes Polri Jakarta Selatan, Selasa (2/4).
Boy menambahkan, koordinasi guna memulihkan Kota Palopo terus dilakukan dengan membangun komunikasi dengan semua pihak yang terkait. “Persoalan ini jangan sampai meluas. Kami masih terus meredam segala potensi yang ada termasuk melakukan langkah penegakan hukum,” ujarnya.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Palopo usai rapat pleno di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memutuskan kemenangan menjadi milik pasangan Judas Amir-Ahmad Syaifuddin (JA). Tak terima, massa dari kubu lawan, Haidir Basir-Thamrin Djufri (Hati) mengamuk.
Tujuh bangunan hancur, yaitu gedung kepengurusan partai Golkar, KPU Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), sebuah kantor media masa Palopo Post, Kantor Camat Wara TImur, Kantor Dinas Perhubungan, dan gedung akademi pariwisata Palopo yang diketahui milik Judas Amir, kandidat yang menang di Pilwalkot ini. Lima orang diamankan dan ditetapkan sebagi tersangka atas kerusuhan ini.