REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, Bandung, Jawa Barat, membeludak. Akibatnya, ruang rawat inap RSUD Soreang melebihi kapasitas. Terbatasnya ruangan bagi pasien, membuat lorong-lorong di IGD RSUD Soreang terpaksa menjadi tempat pasien rawat inap.
Kepala Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soreang, Ute Dadang, mengatakan hampir setiap hari rumah sakit tersebut dipenuhi pasien. Dari 200 kamar perawatan, semuanya selalu penuh sehingga terpaksa pihaknya menempatkan pasien yang sudah menjalani pemeriksaan di IGD, ditempatkan di lorong-lorong rumah sakit tersebut.
"Kami sudah memfungsikan lorong sayap depan kamar perawatan untuk dijadikan tempat rawat inap. Tapi, tetap saja kurang ruangan, dan kondisi ini terjadi hampir setiap hari," ujarnya di RSUD Soreang, Selasa (2/4).
Ute mengatakan, di RSUD Soreang terdapat 200 ruang rawat inap. Dari jumlah tersebut, terbagi ke dalam tiga kelas. Kelas I dan II masing-masing 36 ruang. Sedangkan kelas III terdapat 128 ruangan. Selama ini pasien terbanyak di RSUD Soreang ini adalah dari masyarakat pengguna fasilitas pemerintah (Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM).
Menurut Ute, setiap hari di IGD saja ada sekitar 50 orang pasien yang datang. Meski kewalahan, pihaknya tidak berwenang untuk menolak kedatangan pasien. Sehingga, sebanyak apapun pasien, tetap dilayani. "Kami tidak boleh menolak pasien, semua yang datang tetap kami layani. Sesuai kemampuan kami," katanya.
Adanya rencana pemindahan atau relokasi RSUD Soreang sangat diharapkan oleh Ute. Menurut dia, kebutuhan ruangan bagi pasien sangat mendesak. Dengan adanya relokasi, diharapkan RSUD Soreang bisa menampung pasien dan memberikan pelayanan yang lebih prima.