Kamis 28 Mar 2013 16:33 WIB

Kompolnas: Bukti Penyerangan di Lapas Cebongan Minim

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah personel Brimob dan TNI bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Foto: Antara
Sejumlah personel Brimob dan TNI bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI menyebut bukti kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) II B Cebongan, Mlati, Sleman, minim. Karenanya proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian dianggap lamban.

Hal itu diungkapkan anggota Kompolnas, Hamidah Abdurahman saat dalam kunjungannya ke LP tersebut. Hamidah mengakui penyerangan itu dilakukan secara sistematis, taktis dan terencana. "Bahkan, sidik jari tidak dapat ditemukan," kata Hamidah kepada ROL, Kamis (28/3).

Menurutnya, pengungkapan kasus ini tidak bisa disamakan dengan aksi terorisme. Sebab saksi tidak ada yang mengenal para penyerang karena semuanya menggunakan penutup wajah.

Belum lagi cara mereka menghilangkan barang bukti dianggap sangat profesional, sehingga menjadi kendala bagi pihak kepolisian. Namun, menurutnya, sejauh ini, Polda DIY tengah berupaya mengungkap kasus tersebut secara independen, tanpa ada tekanan.

"Masalahnya hanya pada hasil uji labfor dan fisum para korban," ujarnya.

Kunjungan Kompolnas pada hari ini ke Polda DIY dan LP Cebongan, bertujuan untuk meminta progres perkembangan penyelidikan dan mencari informasi terhadap para saksi. Adapun tim tersebut terdiri dari tiga orang anggota yakni, Irjen Pol (Pur) Logan Siagian, AKBP Bustari dan Dr Hamidah Abdurahman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement