REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, pernyataan Presiden SBY terkait akan adanya upaya kudeta di Indonesia oleh sekelompok orang merupakan sebuah pernyataan yang mengada-ada.
"Ini sudah berkali-kali dilakukan. Maka saya yakin sebagian besar rakyat tidak peduli. Itu menurut ilmu psikologi itu gejala psikologi orang yang seperti ini adalah orang yang ingin dikasihani. Cenderung menciptakan psikologi ketertindasan agar orang lain kasihan," ujar Din,
Hal itu disampaikan Din usai mersemikan Taman Pustaka Muhammadiyah di Kompleks SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta, Selasa (19/3).
Menurut Din, pernyataan SBY tersebut tidak baik bagi seorang pemimpin. "Pemimpin sedikit-sedikit mengeluh dan menyampaikan keterancamannya, ini tidak baik," katanya menegaskan.
Din, berharap jika pernyataan itu betul maka presiden dalam hal ini negara harus menghadapinya. Karena negara memiliki alat dan perangkat untuk membasminya.
"Kalau perlu tangkap mereka yang dianggap mau melakukan kudeta. Itu sudah bisa dijerat pasal hukum. Sekarang presiden berani tidak. Kalau tidak berani maka pernyataan itu hanya pepesan kosong saja," katanya menambahkan.
Saat ditanya apakah pergerakan kudeta tersebut benar aada, Din mengatakan, tidak ada. "Saya yang berada di pergerakan ormas kalau merasa benar pemimpin jangan takut. Orang yang merasa terancam dan sering mangku diancam itu adalah orang yang memiliki kesalahan yang ditutup tutupi," katanya menerangkan.