Selasa 19 Mar 2013 14:23 WIB

Perompak di Selat Malaka Kebanyakan WNI

Selat Malaka
Foto: .
Selat Malaka

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Agus Heriyana mengatakan pelaku kasus-kasus perompakan di Selat Malaka mayoritas Warga Negara Indonesia.

"Mayoritas perompak orang Indonesia," kata Agus usai serah terima jabatan Komandan Lanal Batam, Selasa.

Dari beberapa kasus perompakan yang berhasil diungkap TNI AL, otak dan pelaku perompakan kapal-kapal di Selat Malaka adalah WNI. Meski ada juga yang dilakukan bersama-sama sindikat internasional.

"Pernah saya ungkap perompakan dari sindikat internasional," kata Agus.

Sementara itu, Agus mengatakan kasus perompakan di Selat Malaka pada triwulan pertama 2013 jauh berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dari tiga bulan pertama 2013, TNI baru mengungkap satu kasus perompakan, dan pelakunya sudah diproses hukum.

"Kasus perompakan menurun jauh berkat kerjasama," kata dia.

Sepanjang Februari hingga pertengahan Maret, tidak ada tindak perompakan di perairan Selat Malaka.

"Setahu saya zero, tapi mungkin pengawasan masih ada yang terlewat," kata dia. Untuk meminimalkan tindak perompakan, Danlantamal bersama Danlanal meningkatkan operasional kapal patroli dan bekerjasama dengan masyarakat.

Pemerintah pusat, kata dia, mendukung pengamanan di Perairan Kepri, dengan menambah kapal Patroli. "Kami dapat tambahan KRI, Kujang, sesuai yang kami butuhkan," kata dia.

KRI Kujang dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali. Mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakkan rudal C-705 sejauh ratusan kilometer.

Kepri, kata dia, membutuhkan kapal-kapal patroli kecil dengan mesin yang bagus hingga bisa bergerak lincah.

"Memang itu yang kami butuhkan kapal-kapal kecil tapi lincah karena daerah ini banyak pulau-pulau kecil dan selat," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement