REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari lima korban luka-luka dalam penyerangan Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel) pada Kamis (7/3) lalu, akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (16/3).
Edy Maryono seorang petugas kebersihan di Mapolres tersebut menghembuskan nafas terakhinya akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. Sempat menjalani perawatan selama sembilan hari di RSUD setempat, Edy harus meninggal karena ikut terbakar saat Mapolres OKU dibakar sejumlah oknum anggota TNI pada saat itu.
Atas wafatnya kakek 72 tahun tersebut, Mabes Polri meminta semua pihak untuk menahan diri. Menurut Polri, masyarakat hendaknya tetap berpikir jernih pada konflik yang terjadi antara Polri-TNI ini.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Irjen Suhardi Alius mengatakan, kasus penyerangan 95 anggota TNI ke Mapolres OKU ini sudah ditangani secara hukum. Enam orang dinyatakan sebagai tersangka dan proses hukumnya sedang berjalan.
Dengan jatuhnya korban tewas dari warga sipil ini, dia meminta masyarakat untuk tetap memberikan dukungan kepada Polri-TNI. Menurutnya, suka atau tidak suka Polri dan TNI ialah pilar pelindung bangsa. Dia menambahkan, atas musibah tewasnya Edy diharapkan ada hikmah yang dapat dipetik oleh kedua belah pihak.
“Tolong masyarakat dan media untuk selalu menyerap informasi dengan berimbang. Kalau soal konflik, kami akui dari dulu juga bentrok sering antara Polri dengan TNI, tapi karena sekarang arus berita sangat cepat jadi seolah penyerangan kemarin membuat konflik ini sangat runcing,” kata dia di Mabes Polri Jakarta Selatan Sabtu (16/3).