REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Didi Supriyanto berpendapat merger partai politik dilakukan karena terpaksa.
Menurutnya hal itu terjadi karena adanya sistem verifikasi parpol yang membuat banyak partai kecil tidak lolos maju pemilu 2014, termasuk PDP.
Kader-kader PDP, ujar Didi, masih memiliki semangat mewujudkan cita-citanya menyampaikan aspirasi rakyat baik di DPRD maupun di DPR. “Makanya satu-satunya cara adalah dengan bergabung dengan partai yang lolos verifikasi pemilu seperti PAN,” ujar Didi di Gedung Bawaslu, Jakarta, Jumat, (15/3).
Didi mengatakan PDP memilih bergabung dengan PAN karena partai pimpinan Hatta Rajasa itu menelurkan gagasan konfederasi partai yang didukung PDP. Bahkan saat itu PAN sudah membuat pasal-pasal terkait konfederasi partai dalam RUU parpol.
Namun, rupanya RUU parpol tersebut ditolak anggota DPR dari partai-partai besar lainnya yang menguasai Senayan. Menurut Didi, perjuangan PAN yang besar meloloskan gagasan konfederasi parpol itu yang membuat PDP mau bergabung dengan PAN.
Ia berharap dengan bergabung PAN, kader-kader yang sudah berjuang bisa lolos dalam Pemilu 2014 bisa duduk di Senayan.
Selain itu, menurut Didi PAN memiliki ideologi yang sama dengan PDP, bersifat terbuka, dan sama-sama partai reformis yang lahir pada 1998. PDP maupun PAN sama-sama ingin melakukan pembaruan.
“PAN juga memiliki ketua umum yang sangat pengalaman dalam pemerintahan,” sebut diri.
Didi mengakui jika merger parpol rawan mengalami perpecahan internal. Makanya PDP sangat berhati-hati memilih parpol yang diajak bergabung. Menurutnya PAN tidak rawan konflik dan cenderung kondusif. “Makanya kami memilih PAN,” ungkapnya.
Menurut Didi, penyederhaan parpol yang ikut pemilu dengan aturan verifikasi parpol saat ini bertujuan melanggaengkan kekuasaan parpol yang besar yang selalu lolos pemilu.