REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat, Achsanul Qosasi, menilai tidak ada relevansi dan logika yang bisa diterima bahwa ketua umum Partai Demokrat (PD) mendatang tidak boleh merangkap jabatan dengan jabatan publik. Menurut dia, yang penting adalah fokus di Ketua Umum PD, jangan memikirkan pilpres 2014 dulu.
"Saat ini, rasanya kita bisa ikut pemilu dan bisa mempertahankan posisi atau paling tidak masih masuk dalam 3 besar saja sudah bagus. Jadi, jangan berandai-andai membicarakan atau melarang kader menjadi capres," imbuhnya, di Jakarta, Rabu (13/3).
Terkait bahwa larangan ketua umum mendatang untuk tidak memiliki target menjadi capres atau cawapres, Achsanul mengatakan bahwa saat ini fokus ketua umum adalah mengembalikan kepercayaan publik kepada Partai Deokrat sebagai partai yang bersih, cerdas, dan santun.
Dia mengimbau kepada para kader PD yang menyuarakan untuk memilih ketua umum di luar kader untuk kembali menyadari posisi PD sebagai partai kader. Jadi, kata dia, sangat tidak pantas kalau PD memilih ketua umum dari pihak luar.
"Ada apa sehingga mereka tidak yakin? Sangat aneh. Kebelenger namanya kalau seperti itu," kata Achsanul.
Menurutnya, tidak ada jaminan bahwa sebagai ketua umum saja bisa fokus melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik di partai. "Yang penting itu sosoknya apakah dia memang memiliki track record yang bersih, memiliki kapasitas, integritas, visi, dukungan kader, dan dia sendiri adalah kader PD."
Dia berpendapat, kader-kader partai sendiri ada yang tepat dan mampu untuk menjadi ketua umum. Dia mencontohkan adalah Ketua DPR, Marzuki Alie. "Jika menjadi Ketua Umum Pak Marzuki bisa memainkan peran politik PD di DPR secara langsung. Semua keputusan akan cepat diambil tindakan dan tepat juga," katanya.