Rabu 13 Mar 2013 11:04 WIB

Bawang Putih Meroket Pedagang Kurangi Jenis Masakan

Rep: neni ridarineni/ Red: Taufik Rachman
 Pekerja menyusun bawang putih impor saat bongkar muat di Pasar Induk Kramat Jati,Jakarta,Senin (10/12).    (Republika/Prayogi)
Pekerja menyusun bawang putih impor saat bongkar muat di Pasar Induk Kramat Jati,Jakarta,Senin (10/12). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Penjual Warung "Sederhana" di Sidoarum, Godean, Ny. Enden mengeluhkan harga bawang merah maupun harga bawang putih yang melonjak sejak lima hari ini.

''Mengerikan sekali harga bawang putih mencapai Rp 60 ribu per kilogram,''kata Ny. Enden pada Republika, Rabu (13/3). Sementara harga bawang merah sudah Rp 58 ribu per kilogram. ''Padahal saya  membutuhkan bawang merah cukup banyak untuk nasi uduk,''tutur dia.

Dia mengaku bingung bagaimana menyikapinya. Kalau harga lauk-pauk maupun nasi uduk dia naikkan, nanti pembeli berkurang. Sementara kalau dia tidak menaikkan harga, tentu akan rugi. Akhirnya Ny. Enden mengambil sikap untuk mengurangi porsi.

''Saya berharap pemerintah segera mengambil sikap dengan naiknya harga bawang merah dan bawang putih yang mengerikan ini,''katanya.  Dia tak tahu bagaimana nasib para pedagang sayur-sayuran matang apabila harga bawang merah dan bawang putih tak juga turun.

Hal senda juga dikemukakan oleh Marni, pedagang nasi bungkus dan lauk pauk yang menjajakan makanan di perkantoran Kepatihan Yogyakarta.  Dengan naiknya bawang merah dan bawang putih, dia terpaksa mengurangi jumlah masakan yang dia jual.

Biasanya Marni memasak 7-6 jenis sayuran matang, sekarang dia kurangi tinggal empat jenis sayuran. ''Saya tidak memasak lagi sayuran yang pakai santan. Masakan pakai santan itu perlu bawang merah dan bawang putih yang banyak. Kalau sayur oseng-oseng, bawang merahnya bisa saya ganti dengan bawang bombay.''tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement