REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG--Ketua DPD Partai Demokrat Ishak Mekki yang kini menjabat Bupati Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) akan menjadi cawagub mendampingi cagub Partai Golkar Alex Noerdin.
Syaiful Islam pengurus DPD Partai Demokrat Sumsel, Rabu (13/3) mengatakan, Ishak Mekki sudah mengambil formulir diwakili pengurus DPD Partai Demokrat untuk calon wakil gubernur.
“Sudah positif Ishak Mekki sebagai calon wakil gubernur Alex Noerdin. Besok siang siang dijadwalkan pukul 11.30 bersama cagub Alex Noerdin akan mengembalikan formulir pendaftaran ke KPUD Sumsel,” kata Syaiful Islam.
Sebelumnya, Ishak Mekki sudah mensosialisasikan diri sebagai calon gubernur Sumsel yang akan diusung partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Pengurus DPC dan DPD Partai Demokrat di Sumsel juga sudah membulatkan tekad mendukung Bupati OKI tersebut maju sebagai calon gubernur pada pilkada gubernur Sumsel 2013 – 2018 yang akan berlangsung 6 Juni 2013.
Koalisi Partai Golkar dan Partai Demokrat pada pilkada Gubernur Sumsel sudah disampaikan juru bicara Partai Golkar DPD Sumsel RA Anita Noeringhati, Rabu (13/3). “Sore ini siapa cawagub yang akan mendampingi Alex Noerdin akan diketahui. Kamis siang 14 Maret besok Partai Golkar akan mendaftarkan cagub dan cawagubnya ke KPUD Sumsel,” katanya.
Sementara itu pengurus DPP Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi yang dihubungi Republika mengatakan, hari ini Alex Noerdin bersama wakil ketua umum DPP akan bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Bobby, pertemuan tersebut menjadi isyarat akan adanya koalisi antara partai berlambang pohon beringin tersebut dengan Partai Demokrat. “Jika ini terjadi maka ini merupakan koalisi ideal untuk memenangkan pilkada Gubernur Sumsel 2013 – 2018. Partai Golkar dan Partai Demokrat adalah sama-sama pemenang pemilu legislatif 2009 di Sumsel,” kata anggota DPR dari daerah pemilihan Sumsel tersebut.
Walau sebagai partai pemenang pemilu legislatif, bukan berarti kemenangan dalam pilkada gubernur nanti bisa dengan mudah diraih. ''Kita belajar dari banyak pilkada gubernur, calon pasangan yang unggul menurut survei bukan berarti bisa dengan mudah jadi pemenang. Ini berbeda dengan pilkada bupati,” katanya.