Ahad 10 Mar 2013 18:06 WIB

Gubernur Jabar Minta Maaf Terjadinya Insiden di Pelantikan Wali Kota Bekasi

  Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (2 kiri) bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (kiri) di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/10).
Foto: Agus Bebeng/Antara
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (2 kiri) bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (kiri) di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKAS--Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyampaikan permintaan maafnya atas insiden bentrokan yang terjadi antara sejumlah Satgas dengan beberapa wartawan saat pelantikan wali kota/wakil wali kota terpilih, Minggu sore.

"Saya tidak minta dikawal begitu ketat oleh Satgas. Kalau ada kejadian seperti tadi, tolong jangan salahkan saya. Kalau saya masih dianggap salah juga, ya saya minta maaf," katanya usai melantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi periode 2013-2018 di gedung DPRD setempat.

Pantauan Antara saat terjadinya bentrokan melaporkan, aksi saling dorong mendorong antara Satgas berseragam loreng kuning, Satpol PP, dan Satgas berseragam coklat itu mengakibatkan sedikitnya lima wartawan mengalami luka-luka.

Bentrokan tersebut berlangsung di tangga menuju ruang paripurna DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, saat belasan awak media bergabung bersama simpatisan pendukung Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu menanti pasangan tersebut keluar.

"Saat itu Satgas tengah membuat barikade di sekitar tangga menuju jalan keluar gedung bersama sekitar 15 awak media yang tidak diperbolehkan masuk gedung kerena tidak kebagian undangan. Saya dan teman-teman seprofesi berniat wawancara 'doorstop' dengan pak Gubernur karena khawatir beliau keburu naik mobil dan pergi," ujar Riesty (28) pewarta Pikiran Rakyat.

Saat Heryawan keluar pintu menuju tangga, kata dia, terdengar perintah 'buka jalan' dari salah satu Satgas yang mengakibatkan seluruh Satgas berseragam loreng kuning dan coklat spontan menarik seluruh awak media yang dianggap menghalangi jalan.

Kamerawan Trans7 Dedi Beben mengaku dipukul rusuk kanannya oleh satgas berseragam loreng kuning dan ditarik oleh Satgas berseragam coklat itu saat tengah mengambil gambar wawancara.

"Dari awal kami sudah kasih tahu akan doorstop, Gubernurnya saja nggak keberatan kok, kenapa kami yang dipukuli," kata Beben.

Arogansi satgas pendukung Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu itu tak hanya berhenti disitu.

Beberapa pekerja media, termasuk fotografer juga menjadi sasaran pemukulan.

"Saya nyaris jatuh dan terinjak, lengan saya diseret, padahal mereka tahu kami wartawan. Sampai sekarang masih kerasa nyerinya," kata Leny, reporter situs berita online lokal.

Menyikapi hal itu, Heryawan mengatakan bahwa dirinya tak punya masalah dengan keberadaan wartawan yang hendak mewawancarainya.

"Saya sebenarnya tidak ada masalah dengan kehadiran wartawan di lokasi itu," ujarnya.

Dedi dan sejumlah rekan yang menjadi korban dari bentrokan tersebut berencana akan membawa kasus itu ke Dewan Pers dan kepolisian untuk ditangani secara hukum.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement