REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 70 juta meter kubik material vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi 2010 lalu masih mengendap.
Endapan material vulkanik itu berpotensi menjadi banjir lahar dingin ke wilayah hulu jika hujan desar mengguyur puncak gunung tersebut. Hasil itu didapat berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.
"Endapan material vulkanik ini sebagian besar menumpuk di lereng sisi Selatan dan Barat Gunung Merapi," terang Kepala BPPTK Yogyakarta, Subandriyo, Selasa (5/3).
Jika terjadi banjir lahar dingin, material vulkanik berupa pasir dan batu-batu besar itu akan meluncur ke wilayah Yogyakarta (Selatan) dan Magelang (Barat).
Subanriyo mengatakan untuk meminimalisir terjadinya banjir lahar dingin tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memasang 5 alat pengalih hujan (Ground Particle Generator/GPG) di Lerang Merapi sebelah Selatan.
Menurutnya ada dua jenis alat yang dipasang, masing-masing berfungsi menghambat pembentukan awan dan mempercepat turunnya hujan. Lima alat itu rencananya akan dioperasikan hingga 25 Maret mendatang.
Lokasi pemasangan alat tersebut ada di lima lokasi yaitu di Kali Kuning, Turgo, Gedung olah Raga di Kaliurang, perempatan Telaga Nirmolo, dan Tritis.