REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA--Petinggi Partai Demokrat cenderung menuding kasus korupsi yang dilakukan pengurusnya sebagai penyebab utama elektabilitas partai berlambang bintang mercy itu. Dari tahun 2012 hingga sekarang, berbagai lembaga survei selalu menunjukkan keterpilihan Partai Demokrat kian merosot.
Peneliti Indo Barometer, Mohammad Qodari mengatakan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sangat mempengaruhi elektabilitas Demokrat.
Alasannya, SBY merupakan sosok sentral yang dikultuskan dengan Demokrat. Walaupun hasil jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat kepuasan responden terhadap SBY mencapai angka 51 persen, menurut Qodari, angka itu tidak bisa disebut memuaskan.
"Itu angka kecil, bisa dibilang memuaskan itu bila di atas 70 persen. Jadi penurunan elektabilitas sangat dipengaruhi kepuasan publik kepada SBY," ujar Qodari di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/2).
Pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya menambahkan, angka kepuasan sebanyak 51 persen sangat kecil bagi pemerintahan petahan. Jika ditarik, ada dua variabel yang membuat elektabilitas Demokrat turun, yakni variabel hukum dan variabel soliditas.
Persoalan hukum yang dihadapi tokoh partai, menurut Yunarto memang menimbulkan pengaruh bagi elektabilitas partai. Meski, citra korupsi merupakan isu lama yang terjadi pada semua partai politik.
Artinya, isu korupsi bukan barang baru yang menimpa partai, sehingga tak bisa disimpulkan bahwa isu korupsi sebagai faktor utama penurunan elektabilitas Partai Demokrat, walau terbilang baru terjadi di partai tersebut.