Rabu 27 Feb 2013 17:39 WIB

Kasus yang Menimpa karena Kesalahan Sendiri Tak Dengar Nasihat SBY

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Anas Urbaningrum
Foto: Antara
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus yang menimpa mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dinilai sebagai akibat karena kesalahannya sendiri. Demikian disampaikan Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla.

Menurut dia, kasus Anas kini, tak mungkin terjadi apabila dia mengikuti nasihat SBY. Hal ini, karena jika Anas tidak menjadi Ketua Umum, Nazarudin tidak akan menjadi bendahara umum dan kasus-kasus yang sekarang menggelayuti Demokrat tidak akan ada.

Padahal, lanjut dia, kans Anas untuk bersinar di kancah politik di Indonesia terbuka lebar jika dia menuruti perkataan SBY. Jika dia menjadi Sekjen terlebih dahulu, lalu baru menjadi ketua umum kemudian, tidak mustahil dia bisa melanjutkan untuk menjadi presiden Indonesia.

Terkait kemenangan Anas menjadi ketua umum Demokrat, menurut Ulil yang juga tim sukses Andi ketika pemilihan ketua umum, itu karena dia melakukan politik uang. "Dengar-dengan karena politik uang," ujar dia di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/2). 

Sebelumnya, dalam pengumuman pengunduran dirinya dari jabatan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengakui jika dirinya bagaikan bayi yang tidak diharapkan kehadirannya oleh Partai Demokrat.

"Saya seperti bayi yang baru lahir tetapi tidak diharapkan," ungkapnya saat jumpa pers di kantor DPP Partai Demkrat, Jakarta, Sabtu (23/2).

Menurut dia, peristiwa pemilihan Ketua Umum DPP Partai Demokrat tersebut sebenarnya tidak diharapkan elite dan petinggi Partai Demokrat. Sebab, Anas ketika itu terpilih sebagai ketua umum. "Semuanya bermula dari kongres Partai Demokrat," katanya menambahkan.

Dia pun merasa keterpilihannya tersebut membuat kecewa para petinggi partai. Akan tetapi, Anas menolak menceritakan lebih detil soal kejadian tersebut. Dia menyatakan akan bercerita di lain waktu.

Usai kongres hingga penetapannya sebagai tersangka, Anas mengaku terdapat rangkaian peristiwa logis yang menyudutkannya. Contohnya, desakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kepada KPK untuk memastikan status Anas. "Ketika itu saya sudah mulai merasa," katanya menjelaskan.

Terlebih, SBY pun sempat meminta kepada Anas untuk fokus kepada proses hukumnya saat ini. Menurut dia, permintaan tersebut semakin menegaskan kalau memang ada yang ingin meminta statusnya ditingkatkan sebagai tersangka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement