REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Jumlah Lanjut Usia (Lansia) di DIY yang terlantar terus meningkat. Tahun 2011 mencapai 30.953 jiwa dan tahun 2012 mencapai 37.199 jiwa. Sehingga terjadi peningkatan 6.246 jiwa (16,79 persen).
Hal ini akan terus meningkat bila tidak ada perhatian dari pemerintah maupun masyarakat. Apalagi jumlah lansia di Yogyakarta tertinggi di Indonesia, kata Ketua II Komisi Daerah (Komda) Lansia DIY dr Sampurno, HS pada Republika.
Jumlah lansia terlantar perempuan lebih banyak daripada lansia laki-laki, yakni tahun 2011 lansia perempuan sebanyak 22.508 jiwa (72,72 persen) sedangkan lansia laki-laki sebanyak 8.445 jiwa (27,78 persen). Selanjutnya 2012 lansia perempuan sebanyak 26.436 jiwa (71,07 persen) dan lansia laki-laki sebanyak 10.763 jiwa (28,93 persen).
Apabila dilihat dari wilayah kabupaten/kota di DIY, jumlah lansia terlantar terbanyak ada di Kabupaten Gunungkidul yakni sebanyak 12.564 jiwa, sedangkan tahun 2011 dan 15.422 jiwa di tahun 2012. Jumlah lansia terlantar di Kabupaten Gunungkidul ini mencapai 41,45 persen dari seluruh lansia terlantar di DIY. Menurut Sampurno, lansia terlantar di Gunungkidul tertinggi karena belum ada yang mengurusi lansia. Bahkan di Gunungkidul juga belum dibentuk Komda Lansia Gunungkidul.
Jumlah lansia terlantar yang menduduki urutan kedua terbanyak adalah kabupaten Bantul yakni sebanyak 6.083 jiwa (2011) dan sebanyak 8.025 jiwa (2012). Jumlah lansia terlantar di Kabupaten Sleman sebanyak 5.536 jiwa (2011) dan tahun 2012 sebanyak 6.017 jiwa.
Selanjutnya di Kabupaten Kulonprogo lansia terlantar sebanyak 4.918 jiwa (2011) dan meningkat di tahun 2012 menjadi 5.432 jiwa. Jumlah lansia terlantar di kota Yogyakarta paling sedikit yakni tahun 2011 sebanyak 1.852 jiwa dan tahun 2012 menjadi 2.303 jiwa.
Agar lansia tak terlantar seharusnya diaktifkan kegiatan Posyandu Lansia dan Bina Keluarga Lansia. Jadi keluarga mau mengurusi orangtua yang sudah lansia. Di samping itu perlu adanya jaminan kesehatan bagi semua lansia, baik yang dari keluarga yang mampu maupun tidak mampu.
Karena penyakit lansia itu bisa bermacam-macam dan kalau lansia sudah sakit biayanya cukup banyak, apalagi bila penyakitnya sudah komplikasi. '' Sehingga apabila sakit sudah ada jaminan kesehatan,'' tutur Sampurno yang menjadi Ketua II Komda Lansia DIY Periode 2011-2014.