Kamis 21 Feb 2013 22:02 WIB

Pengusaha Warung Bingung Tentukan Harga Jika Elpiji Naik

Rep: Alicia Saqina/ Red: Yudha Manggala P Putra
Elpiji 12 kilogram
Foto: Edwin/Republika
Elpiji 12 kilogram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengusaha warung makan merasa berat, bila rencana kenaikan harga Gas Elpiji tabung berukuran 12 kilogram (kg) direalisasikan. Mereka berpikir dua kali untuk turut menaikkan harga jual makanan jika tabung gas penunjang usaha mereka itu dinaikkan.

Seorang pedagang sate kambing di kawasan Semanggi, Yanti, mengatakan, sangat sulit menaikkan harga jual satenya kepada para pembeli, kalau pemerintah jadi menaikkan harga jual Elpiji 12 kg. ''//Ya//, saya bingung bagaimana mau naikkan harganya. Nanti yang ada pelanggan protes,'' ujar Yanti kepada //Republika//, Kamis (21/2) sore, saat ditemui di warungnya.

Yanti menjelaskan, ia merasa berat untuk membeli Elpiji 12 kg yang menurutnya harganya terus saja mengalami kenaikan. Ia mengaku, saat ini ia membeli gas bertabung biru itu seharga Rp 75 ribu. ''Berarti kalau per tabungnya naik seharga Rp 25.400, semakin mahal saja,'' ucapnya seraya menghitung lembaran rupiah yang ia selipkan di buku catatan.

Wanita yang sejak 2004 juga berdagang tonseng ini, sepertinya akan berpikir dua kali untuk menaikkan harga jual masakannya. Ia melakukan itu, sebab takut kehilangan para pelanggan 'Sate Derek'nya. Namun, jika memang rencana kenaikan gas 12 kg ini direalisasikan, mau tidak mau ia dan orangtuanya tetap mengikuti kebijakan pemerintah. Yanti mengaku, tetap akan membeli Elpiji 12 kg. Hanya saja, mungkin intensitas pembeliannya dikurangi.

Senada dengan Yanti, Buyung Nasution menyatakan hal serupa. Pria yang memiliki usaha warung makan Padang ini mengatakan, kemungkinan besar tidak akan menaikkan harga jual nasi rames Padangnya itu.

Ia menjelaskan, bila ia menaikkan harga masakan Padangnya, maka siapa lagi yang aka membeli nasi dengan siraman kuah-kuah kental bersantan tersebut.

Alasan kuat lain, yang ia tanamkan untuk tidak menaikkan harga nasi Padangnya kepada para pembeli, sebab standardisasi harga. Kata Buyung, yang sudah berdagang nasi Padang di kantin sebuah kantor instansi pemerintah sejak lama ini, hampir seluruh harga jual masakan warung Padang setara.

''Makan (pesan nasi) dengan udang ini saja sudah Rp 15 ribu. Kalau gas (Elpiji 12 kg) naik, mau dinaikkan jadi berapa lagi,'' keluhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement