Jumat 15 Feb 2013 22:38 WIB

Polisi Bekuk Sindikat Penipuan Penjualan Senjata & Tiket Online

Rep: Alicia Saqina/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ilustrasi jual beli online
Foto: IST
Ilustrasi jual beli online

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI---Enam tersangka pelaku penipuan melalui sistem penjualan barang-barang via internet, diciduk anggota Sub Direktorat (Subdit) Reserse Mobil (Resmob) Kepolisian Daerah(Polda) Metro Jaya, kemarin (14/2). Mereka ditangkap pada Kamis (14/2) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB, di daerah perumahan di Cikaret, Kota Bogor, Jawa Barat.

Kepala Subdit Resmob Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, mengatakan, modus penipuan yang dilakukan para pelaku yaitu memancing korban dengan menawarkan barang yang dijual pada beberapa website berbeda. Padahal, sebenarnya, barang-barang yang ditawarkan pada website tersebut, tidaklah ada.

''Saat korban sudah mentransferkan uang atas barang yang ia lihat dan ia inginkan dari web, pelaku tidak mengirimkan barang tersebut,'' tutur Herry, Jumat (14/2), di Mapolda Metro Jaya.

Barang-barang 'maya' yang ditawarkan dalam laman atau website penjualan yang mereka buat sendiri ini ialah, senjata serta tiket-tiket travel pesawat. Tercatat, ada tiga alamat laman penipuan penjualan ini, www.gudang-senjata.com, www.asia-travel.com, dan www.artatravel.com.

Herry menjelaskan para pelaku ini telah beroperasi menipu ratusan korbannya selama hampir tiga tahun. Keberhasilan penelusuran operasi jaringan pelaku itu, ungkap Herry, berasal dari maraknya ketiga situs ini serta situs lainnya yang menipu masyarakat luas.

Herry menerangkan, untuk menawarkan tiket-tiket perjalanan pesawat fiktif ini, tersangka menyebarkan informasi penjualan ke lebih dari 3.000 nomor pengguna telepon seluler. ''Dalam sehari, keuntungan yang mereka bisa dapatkan mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 10 juta.''

Modus penipuan yang dilakukan ialah melalui aplikasi laman. Konsumen memilih senjata atau memesan tiket perjalanan yang dikehendaki, lalu mengirimkan uang agar senjata atau tiketnya dikirimkan pada pemesan.

Namun, ketika konsumen sudah mengirimkan uang yang ditrbansferkan ke rekening bang pelaku, tiket atau senjata tidak dikirimkan. ''Mereka menghilang. Saat dikonfirmasi bahwa konsumen belum menerima pesanannya, mereka beralasan sedang dalam pengiriman dan agar mohon ditunggu,'' papar Herry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement