Jumat 15 Feb 2013 03:44 WIB

Kemandirian Ekonomi Perempuan Bisa Picu Cerai

Rep: Agus Raharjo/ Red: Djibril Muhammad
Perceraian (ilustrasi)
Foto: kampungtki.com
Perceraian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus perceraian saat ini didominasi kasus gugat cerai istri pada suaminya. Dari data Kementerian Agama (Kemenag), penyebab pertama adanya gugat cerai adalah adanya ketidakharmonisan dalam keluarga.

Sedangkan penyebab lainnya bisa dipicu karena adanya masalah ekonomi. Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Iffah Ainur Rochmah mengungkapkan, ada kecenderungan kemandirian ekonomi perempuan membuat tingkat gugatan cerai istri meningkat. 

Bahkan, kata Iffah, adanya sertifikasi guru menjadi salah satu faktor angka perceraian ini. "Tidak bisa dipungkiri mereka yang sadar dengan ide kesetaraan gender, banyak diartikan untuk bergantung secara ekonomi," kata Iffah pada Republika, Kamis (14/2).

Artinya, tambah Iffah, dalam ide kesetaraan gender, saat ini, keeutuhan rumah tangga bukan lagi dianggap sebagai ibadah, tapi lebih pada faktor ketergantungan ekonomi. Ketika seorang istri sudah memiliki kemandirian ekonomi, dirinya merasa tidak lagi mengerti pentingnya keutuhan rumah tangga.

Menurut Iffah, arus kesetaraan gender saat ini sudah dilihat menjadi milik semua orang. Bukan hanya sekadar jargon atau kampanye saja, melainkan sudah mengglobal. Salah satu wujudnya ada di Rancangan Undang-undang Kesetaraan Gender. "Jika RUU ini disahkan, banyak yang akan melanggar aturan syariah," tegas Iffah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement