Kamis 14 Feb 2013 22:25 WIB

Polri: Bom Molotov Bukan Gaya Teroris

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bom Molotov. Ilustrasi
Foto: Antara
Bom Molotov. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Total sudah lima Gereja di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal.

 

Tercatat, Ahad (10/2) lalu dua gereja di Jl. Dirgantara dan Jl. Muhajirin Raya dilempar molotov hingga bagian depan gedungnya lantah.

 

Kemudian empat hari berselang, giliran tiga gereja yakni di Jl. Samiun, Jl. Dan Jl. Gatot Subroto mengalami hal serupa.

 

Semua kejadian berlangsung dini hari waktu setempat saat keadaan sepi. Dari satu kejadian ke lainnya, selang waktu perusakan tak lebih dari setengah jam di masing-masing hari tersebut.

 

Namun hingga kini, polisi masih belum dapat menangkap dalang dibalik semua kejadian pelemparan ini.

 

Dia mengatakan, polisi masih menyelidiki keterkaitan antara rangkaian pelemparan molotov yang pertama dengan perusakan yang kedua.

 

"Ya kami masih dalami. Polda Sulsel paham apa yang mereka hadapi. Menangkap pelaku butuh waktu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar pada Republika Kamis (14/2).

 

Boy berujar, polisi belum mencium adanya upaya perusakan ini dilakukan oleh jaringan terorisme. Meskipun ia mengakui, aspek dalam perusakan ini adalah untuk membuat masyarakat cemas, tapi untuk dugaan terorisme, dugaan tak sampai ke sana.

 

Dia melanjutkan, meskipun sampai saat ini yang dirusak adalah tempat ibadah Nasrani saja, Boy yakin ini bukan soal sentimentil agama. Terutama bila dikatikan dengan jaringan teroris yang terafiliasi dengan suatu agama, menurut Boy polisi belum menemukan pintu dugaan ke sana.

 

"Ini (molotov) bukan gaya teroris. Kemungkinan ulah masyarakat yang hendak membuat kekacaun sosial masyarakat saja," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement