REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah mengamankan sekitar 31 orang terduga teroris, pasca aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, beberapa waktu lalu. Sebanyak 31 terduga teroris itu masuk dalam kelompok kajian Villa Mutiara yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
"Update sampai saat ini pascabom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Densus 88 berhasil menangkap 31 tersangka terduga teroris di wilayah Makassar dan sekitarnya," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (14/4).
Terakhir, kata Ramadhan, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang terduga teroris di wilayah Makassar. Ketujuh terduga tersebut, berinisial J, D, NS, S alias AL, W, S dan MY. Nama terakhir ditangkap pada Selasa (13/4) sore. Menurutnya, terduga teroris kelompok Vila Mutiara adalah orang-orang yang ikut merencanakan aksi teror dan ikut dalam kelompok JAD.
"Kelompok Vila Mutiara yang ikut merencanakan dan ikut dalam kelompok JAD tersebut. Artinya satu kelompok itu kelompok Vila mutiara dan kelompok JAD," ucap Ramadhan.
Sebelumnya, kelompok Vila Mutiara disebut memiliki grup di whatsApp dengan nama Batalyon Iman. Menurutnya, grup di WhatsApp itu digunakan untuk berkomunikasi dan mempraktekkan cara-cara melakukan teror. Kemudian di grup bernama Batalyon Iman itu, mereka membicarakan tentang rencana-rencana yang biasa disebut 'amaliyah' selanjutnya.
"WhatsApp grup itu membicarakan, mempraktekkan bagaimana membuat atau merakit bahan peledak," ungkap Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono.
Setelah peristiwa bom bunuh diri, Tim Densus 88 Antiteror Polri Polri telah melakukan sejumlah penangkapan 8 terduga teroris di Makassar. Salah satunya berinisial W merupakan otak dari kejadian teror ini. Ia berperan sebagai perakit atau pembuat bom yang dibawa dah diledakan oleh pelaku L dan YSF di depan Gereja Katedral Makassar, beberapa waktu lalu.