Senin 11 Feb 2013 17:05 WIB

Begini Nasib Sekolah Tahanan Usulan Polres Jaktim

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Citra Listya Rini
sekolah tahanan (ilustrasi)
Foto: antara foto
sekolah tahanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Polres Jakarta Timur untuk mendirikan sekolah tahanan mulai menjadi nyata. Di sebuah ruangan di lantai enam Polres Jakarta Timur, kegiatan belajar mengajar bagi tahanan usia sekolah akan dilaksanakan. 

Pembuatan sekolah tahanan sudah memasuki tahap pemasangan keramik. Pengerjaan pemasangan keramik terkendala matinya lift di Polres Jakarta Timur.

Kepala Satuan Tahanan dan Barang Bukti Komisaris Polisi (Kompol) Suharto mengatakan, pembuatan sekolah tahanan sedikit lagi selesai. ‘’Tinggal memasang keramik,’’ kata dia kepada Republika di Jakarta, Senin (11/2).

Proses pembuatan ruang sekolah, kata Suharto, terkendala dengan matinya lift di Polres Jakarta Timur. Pasalnya keramik yang dipasang menggunakan jenis keramik ukuran besar, para pekerja kesulitan jika harus membawa keramik melalui tangga.

Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar (Kombes) Mulyadi Kaharni mengatakan, pengerjaan sekolah tahanan terkendala matinya lift. ‘’Padahal dari ruangan semuanya sudah siap,’’ ujar dia.

Ketika masih menjabat sebagai Kapolres Depok, Mulyadi membuat ruang untuk kegiatan belajar mengajar bagi tahanan yang masih usia sekolah. Hal ini agar anak-anak tersebut tetap dapat melanjutkan pendidikan walaupun sedang dalam sel tahanan.

Ketua Dewan Pembina Komnas PA Seto Mulyadi sangat mengapresiasi pembuatan ruang pelayanan pendidikan di kantor polisi. Menurut dia, dengan ini hak anak untuk terus menerima pendidikan tidak dilanggar.

Kak Seto, panggilan akrabnya menyatakan siap mendukung dan membantu pendirian sekolah untuk tahanan itu. “Akan mem-back up rencana sekolah untuk tahanan itu dengan penyediaan guru, alat tulis, buku pelajaran dan lainnya,” ujar dia.

Rencana pendidikan untuk tahanan anak usia sekolah itu, kata dia, sebenarnya sesuai dengan rencana Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno dalam program Polisi Peduli Pendidikan dan Pengangguran.

Selain sekolah, Kak Seto menyarankan agar dibangun kerjasama dengan universitas khususnya fakultas psikologi. Para mahasiswa dan dosen bisa mengajak berbicara dengan anak-anak itu agar tidak stres dan tertekan.

Manfaat dari pendidikan dan penyuluhan itu untuk membuat setiap tahanan tidak dendam dan sadar ini semua konsekuensi dari tindakannya. Jadi setiap anak bisa terus menggapai cita-citanya setelah keluar dari tahanan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement