Jumat 01 Feb 2013 13:16 WIB

Agen Travel Diprediksi Rugi Miliaran Rupiah

Rep: Andi M Ikhbal/ Red: Nidia Zuraya
  Calon penumpang maskapai Batavia Air menunggu kepastian pengembalian tiket di kantor pusat maskapai tersebut di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta,Kamis (31/1).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Calon penumpang maskapai Batavia Air menunggu kepastian pengembalian tiket di kantor pusat maskapai tersebut di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta,Kamis (31/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Agen travel di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kerugian hingga miliaran rupiah, menyusul keputusan pailit maskapai Batavia Air oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat  beberapa waktu lalu. Sebab, investasi deposit tiket dikhawatirkan hangus dan tidak terbayarkan.

Ketua Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (Asita) DIY, Edwin Ismedi Himna mengatakan, kerugian yang ditanggung oleh empat puluh agen travel ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar. Perhitungan ini berasal dari deposit tiket yang diinvestasikan di Batavia Air.

Dia mengungkapkan, selama ini pengelola travel agen menjadi pihak yang paling dirugikan ketika maskapai diputus pailit. Sebab, dari beberapa kasus maskapai penerbangan seperti Bouraq dan Mandala Airlines, agen tidak pernah mendapat pengembalian deposit. "Sampai sekarang pun belum ada pihak manajemen Batavia yang menghubungi untuk membahas solusi persoalan ini," kata Edwin ketika dikonfirmasi, Jumat (1/2).

Tidak ingin kasus serupa kembali terulang, Asita DIY akan meminta perwakilan di Pusat untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Ke depan diharapkan deposit tiket dijadikan terpisah dari aset maskapai penerbangan.

Upaya ini untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu maskapai dinyatakan pailit, investasi penjualan tiket tidak lantas hangus. Karena, bila sistemnya semacam itu dinilai merugikan pihak perusahaan tiket.

Meski kondisi tersebut merugikan agen travel, namun dia optimis bisnis ini akan bertahan. Dampaknya terhadap sektor pariwisata pun diprediksi tidak terlalu berpengaruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement