REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar menilai negara belum memberi perhatian kepada Nahdhatul Ulama (NU). Sebaliknya pemerintah cederung diam ketika ada pihak-pihak yang ingin merusak NU.
"NU sering dipecah belah, diadu domba, bahkan dicampakan," kata Muhaimin di Pondok Pesantren Darul Hidayah, Desa Runting, Pati, Jawa Tengah, Kamis (31/1).
Muhaimin pun mengajak warga NU bersatu memperjuangkan hak-hak mereka yang terabaikan. Hal ini agar peran sejarah NU di Indonesia tidak benar-benar dilupakan.
"Saya mengajak seluruh warga NU memperjuangkan hak-hak NU yang diabaikan," ujar Muhaimin.
Menurut dia, NU memiliki jasa besar dalam proses pembentukan sejarah Indonesia. Resolusi jihad yang pernah di keluarkan NU sebelum masa kemerdekaan, ikut mendorong semangat rakyat Indonesia mengusir penjajahan Belanda. Begitu pula setelah Indonesia merdeka.
Tokoh-tokoh NU seperti Wahab Hasbullah dan Bisri Sanusi turut menukangi lahirnya konsep azas tunggal Pancasila di Indonesia. "Tanpa perjuangan Mbah Wahab Hasbullah dan Mbah Bisri Sansuri di legislatif belum tentu bisa terwujud," katanya.
Muhaimin menyatakan NU merupakan organisasi dengan karakteristik yang unik. Keunikan itu pada kekuatan tradisi yang hingga saat ini masih terjaga.
Muhaimin berharap kuatnya tradisi NU bisa mengawal gerak perjalanan bangsa menghadapi tantangan global sosial, ekonomi, politik, dan budaya.