REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ratusan ikan di Keramba jaring Apung (KJA) Waduk Cirata, Cikalongkulon, Cianjur, mati mendadak. Sehingga, ratusan petani ikan di wilayah tersebut mengalami kerugian besar.
Matinya ratusan ikan jenis nila, mas dan bawal itu diduga akibat kondisi cuaca buruk serta intensitas hujan tinggi. Akibat hal tersebut, ikan kekurangan oksigen karena terjadi umbalan atau arus balik di dasar air atau yang dikenal dengan "up welling".
Kondisi tersebut membuat para petani ikan di wilayah Blok Patok Besi, Blok Maleber dan Blok Sangkali di wilayah Kecamatan Cikalongkulon serta Blok Nenggang dan Blok Ciputri di Kecamatan Mande mengalami kerugian besar. Karena, mereka karena terpaksa menjual ikannya jauh di bawah harga normal.
"Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, kami terpaksa memanen ikan yang masih hidup lebih awal,'' kata Taryana (40), petani ikan, Selasa. ''Namun karena kondisinya seperti itu, harganya menjadi sangat murah,"
Karena banyaknya ikan yang mati dan dipanen lebih awal, tengkulak akhirnya hanya menghargai Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram.
"Padahal, dalam kondisi normal, ikan bisa dijual dengan harga Rp 16 ribu perkilogram. Kalau ditotal, seluruh kerugian petani di wilayah ini bisa mencapai Rp 6 miliar," tandasnya.