REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar mengaku terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. Termasuk kadernya yang sempat pindah ke Partai Nasdem. Hanya saja, ada beberapa syarat jika kader tersebut ingin kembali.
"Hak politik mereka, kalau mau kembali ke rumah lama. Asal mereka mau mulai lagi dari titik nol," kata Wasekjen Partai Golkar, Nurul Arifin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (22/1).
Nurul menganalogikan Golkar seperti seorang Ibu. Yang tentunya akan selalu menerima bila anak-anaknya ingin kembali pulang ke rumah.
Namun karena punya harga diri, ia yakin kader itu akan berpikir dua kali untuk kembali ke Golkar.
"Mungkin harga dirinya lebih besar dari keterkecewaannya. Lebih baik fight saja, kalau kalah mending kalah terhormat," papar anggota Komisi II DPR tersebut.
Sebelumnya, beberapa kader Golkar seperti Ferry Mursyidan Baldan, Jevri Giovanni hengkang dari Golkar dan berpindah ke Partai Nasdem. Baru saja ditetapkan sebagai peserta pemilu 2014, Partai Nasdem telah diguncang perpecahan.
Hary memutuskan mundur dari Nasdem menyusul perbedaan pandangan dengan ketua dewan pembina Surya Paloh. Langkah ini diikuti beberapa pengikutnya. Seperti Ahmad Rofiq yang sebelumnya menjabat sebagai sekjen.