Jumat 18 Jan 2013 18:33 WIB

PAN: Caleg Artis Bukan Berarti Kaderisasi Gagal

Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Pemilu 2014 mendatang, beberapa partai politik (parpol) mulai melirik artis. Tujuannya cuma satu, yakni agar dapat mendulang suara pada pemilu legislatif (Pileg). Namun, semakin banyaknya artis yang direkrut parpol dinilai banyak pihak sebagai bentuk tidak berjalan maksimal sistem kaderisasi.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan, tidak sependapat atas pemikiran tersebut. "Tidak benar jika keterlibatan artis dikaitkan dengan kegagalan kaderisasi partai," katanya dalam diskusi 'Siapa Percaya Rekrutmen Caleg Makin Berkualitas,' di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (18/1).

Sosok, bagi dia, adalah bagian dari masyarakat. Karena itu, ia mengatakan, PAN membuka bagi siapapun yang akan terjun ke politik praktis dengan mencalonkan diri menjadi calon legislatif (caleg) dari partainya.

"Sudah tidak ada lagi dikotomi artis dan nonartis. Kami terbuka menerima pencalonan bagi seluruh bangsa Indonesia dari berbagai macam latar belakang etnis," katanya.

Kendati demikian, Taufik mengatakan, tidak memungkiri jika poppularitas merupakan keunggulan yang dimiliki sang artis. "Artis memang sudah dikenal masyarakat. Ini merupakan keunggulan mereka. Tapi, semuanya kembali kepada kedaulatan pemilu yang ada di tangan rakyat," ujarnya.

Karena itu, dijelaskan dia, partainya tidak hanya menerima para artis untuk menjadi caleg, namun juga tokoh masyarakat. "Ketokohan ini bukan yang menamakan dirinya sebagai tokoh, tetapi bisa diartikan di manapun parpolnya, massa akan mengikutinya," katanya.

Sedangkan mengenai sistem kaderisasi partai, ia mengakui, PAN telah menerapkannya. Bahkan, sebelum seseorang lolos menjadi caleg, harus terlebih dahulu memlalui proses seleksi yang tepat. "Kami menghargai kerja keras kader. Semuanya harus saling mendukung dan memenuhi hak dan kewajibannya," katanya.

Taufik menambahhkan, PAN juga membuka peluang bagi kalangan akademisi yang belum memiliki kursi di Parlemen. "Tidak masalah latar belakang berbeda, baik artis akademisi ataupun kader partai, mereka punya hak berpolitik yang sama," katanya.

Sebelumnya, pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya berpendapat keterlibatan artis merupakan fenomena yang menunjukkan partai tidak berevolusi. "Fenomena ini kan sudah berulang kali terjadi di pemilu legislatif. Ini menunjukkan parpol tidak berveolusi," katanya.

Menurut dia, seringkali perekrutan hanya melibatkan kalangan yang terkenal dan memiliki modal yang banyak. "Sehingga, langkah parpol menggandeng artis tersebut hanya untuk kepentingan jangka pendek bukan jangka panjang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement