REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI SELATAN -- Hujan lebat yang melanda Kota Bekasi sejak tadi pagi membuat sebagian besar wilayah Bekasi terendam banjir. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menjanjikan akan membangun tandon untuk penanggulangan banjir.
Rahmat Effendi mengungkapkan, ada tiga kecamatan yang paling parah dilanda banjir. Ketiga kecamatan tersebut adalah Bekasi Timur, Bekasi Selatan, dan Pondok Gede. Penyebabnya adalah ketiga daerah ini merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Belum selesainya pembangunan siphon (saluran air di dalam kali) yang berada di Kali Bekasi juga membuat air tidak bisa mengalir secara sempurna.
"Air di Kali Bekasi penuh, pompa sudah berfungsi, dan siphon juga penuh. Lantas airnya mau dibuang kemana?,'' kata Rahmat kepada wartawan saat meninjau posko utama penanggulan banjir Bekasi, Kamis (17/1).
Rahmat pun menyebutkan, sistem tanggap darurat yang selama ini diterapkan di Bekasi adalah sistem pompa air. Saat ini Pemerintah Kota Bekasi baru memiliki 12 pompa air untuk menyedot genangan air. Rencananya, program tersebut akan terus dimaksimalkan pada 2014.
Nantinya sistem ini akan dipadukan dengan sistem tandon. Rahmat menargetkan dalam waktu lima tahun ke depan, semua wilayah rawan banjir akan memiliki tandon. Rencananya, pembangunan tandon akan dilakukan di Komplek IKIP, Jati Kramat, Jatiasih. Kemudian ada di Perumnas III, Bekasi Timur.
"Jika tidak seperti itu tidak akan selesai masalah banjir di Bekasi," ujarnya.
Sedangkan untuk program jangka panjang, Rahmat menuturkan perlu adanya foto udara untuk bisa melihat topografi dan elevasi Kota Bekasi secara keseleruhan. Kemudian dirancang masterplan drainase. ''Perencanaan yang ada saat ini sifatnya masih partial,'' katanya.