REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Upaya mengurangi titik rawan banjir di ibu kota terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menargetkan bisa mengurangi 8-12 titik rawan banjir setiap tahun. Pengurangan titik rawan banjir dilakukan dengan melakukan normalisasi beberapa sungai.
Untuk tahap awal, kata Joko Widodo, normalisasi akan dilakukan di sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Sehingga titik banjir di Jakarta secara bertahap juga bisa berkurang. "Kami ingin setahun bisa mengurangi 8-12 titik banjir," kata Jokowi, sapaan akrabnya, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (16/1).
Selain normalisasi, pengurangan titik banjir juga dilakukan dengan cara pengerukan kali dan penambahan sumur resapan. Namun sampai sekarang, ketiganya belum bisa mulai dikerjakan. "Kami belum bisa bergerak sekarang buat pengerukan karena masih banjir. Mau ngeruk sungai gimana?" katanya.
Rencananya, tahun ini Jokowi akan membuat sebanyak 10 ribu sumur resapan yang tersebar di lima wilayah kota. Pihaknya telah mengajukan dana sebesar Rp 250 miliar untuk pembuatan sumur resapan. Namun ini belum dapat dilakukan karena terbentur dengan anggaran yang belum tersedia. "APBD kan belum diketok oleh dewan," ujarnya.
Selain itu, untuk melakukan normalisasi hingga saat ini masih terkendala dengan pembebasan lahan. Selama 2012, Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 450 miliar untuk pembebasan lahan.
Namun untuk antisipasi banjir dalam jangka pendek ini, ujarnya, pemerintah daerah akan mengoptimalisasikan pompa air yang tersebar di Jakarta. Begitu pula dengan pompa air mobile dikerahkan. Jumlah pompa yang siap beroperasi di Jakarta mencapai 344 unit yang tersebar di 120 lokasi rawan banjir, dengan total kapasitas 356,95 meter kubik per detik.
Meski demikian, Jokowi memastikan bahwa penanganan terhadap korban banjir telah siap dilakukan. Dirinya bahkan melakukan pengecekan langsung ke beberapa lokasi, tadi malam. "Tindakan lapangan seperti itu sudah kami siapkan untuk mengatasi banjir. Tetapi memang perlu jangka menengah dan jangka panjang untuk mengatasi banjir Jakarta," tandasnya.