REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengusaha mengeluhkan mahalnya biaya pelabuhan. Wakil Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Bidang Angkutan Kontainer, General Cargo, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Asmary Herry mengatakan, untuk rute Jakarta-Belawan-Jakarta biayanya mencapai Rp 6 juta.
Menurut Asmary, sebanyak 60 persen dari biaya itu adalah biaya pelabuhan. Padahal, rute ini merupakan rute yang paling sering ditempuh pengusaha untuk urusan distribusi logistik. Tingginya biaya disebabkan penumpukan di depo menunggu muat ke kapal.
Asmary mengatakan, volume muatan dari pulau Jawa jauh lebih besar dari muatan yang dibawa ke Jawa sehingga banyak kontainer kosong. Terkumpulnya muatan yang dibawa ke Jawa juga membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan pengumpulan muatan dari pulau Jawa. "Biaya itu sangat tinggi," katanya, Kamis (10/1).
Kinerja pelabuhan, ujar Asmary, harus ditingkatkan dengan menekan biaya ke pelabuhan dan waktu tunggu standar kapal. Pemerintah telah merencanakan program pendulum nusantara. Program ini merupakan rute koridor yang menghubungkan Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Sorong.
Program ini, kata Asmary, diharapkan bisa menekan biaya logistik hingga 50 persen. Artinya, jika semula biaya transportasi mencapai Rp 6 juta, dengan adanya Pendulum ini bisa ditekan hingga Rp 3 juta saja.
Namun, Asmary meragukan program itu bisa menurunkan biaya logistik hingga separuhnya melihat kenyataan bahwa hampir 60 persen biaya logistik berada di pelabuhan. Sementara, tarif pelabuhan justru cenderung mengalami kenaikan.
Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut Kadin Indonesia Carmelita Hartoto masih bertanya-tanya bagaimana perhitungan pendulum bisa menurunkan biaya hingga 50 persen dari biaya semula. Menurut dia, biaya angkutan laut ditentukan oleh volume muatan saat berangkat maupun kembali.