REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan masih dievakuasi akibat banjir Ahad (6/1). Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Ismo Unandar, mengatakan kurang lebih 5301 jiwa perlu dievakuasi akibat banjir yang merendam Kota Makassar sejak Kamis (3/1) lalu.
"Saat ini warga masih mengungsi di beberapa tempat," kata Ismo Munandar dihubungi Ahad (6/1). Korban banjir di Kota Makassar yang dievakuasi di antaranya 70 KK dengan total 210 jiwa di Kompleks Swadaya Kecamatan Panakkukang, 248 KK dengan total 738 jiwa di Kampung Romang Tangaya Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala.
Selain itu, ada 120 KK dengan total 360 jiwa di Kompleks Brimob Borong Jambu Kecamatan Manggala, 13 KK dengan total 9 jiwa di Kompleks IDI Bukit Batu Kelurahan Antang, 75 KK dengan total 225 jiwa di Kompleks BTN Tritura, 435 KK dengan total 1425 jiwa di Perumahan Kodam 3 Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya, dan 10 KK dengan total 30 jiwa di Perumahan Dosen Unhas Kecamatan Tamanlarea.
Secara umum banjir di Kota Makassar masih melanda Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tanah Kukang, dan Kecamatan Tamanlarea. Banjir di empat kecamatan itu mencapai tinggi leher orang dewasa. Saat ini, BPBD Kota Makassar masih melakukan pendataan.
"BPBD Kota Makassar bersama dinas sosial, dan PMI sudah mendirikan dapur umum. Bantuan yang dibutuhkan saat ini adalah perahu karet karena banyaknya warga yang perlu dievakuasi sedangkan perahu karet yang ada hanya satu," kata Ismo Unandar.
Ismo juga mengatakan Ketua PMI, Jusuf Kalla, yang sempat memantau banjir di Kota Makassar turut memberikan bantuan dua unit perahu karet. "Bantuan sandang dan pangan sangat diperlukan bagi korban banjir," tambah Ismo